Network
SERANG NEWS - Sekitar 200 lebih jemaah Palestina terluka usai bentrokan dengan polisi Israel di Masjid Al-Aqsa pada Jumat 7 Mei 2021 malam waktu setempat.
Polisi yang mengenakan perlengkapan anti huru hara dan menggunakan peluru berlapis karet menyebabkan sebagian besar jemaah Palestina cedera.
Sebelumnya, pada hari yang sama, pasukan Israel menembak dan membunuh dua pria Palestina yang diklaim menyerang pangkalan militer di Tepi Barat.
Baca Juga: Bill Gates Resmi Bercerai, Ini 5 Fakta Mengejutkan Soal Kekayaannya
Kerusuhan sendiri meningkat selama Ramadhan yang merupakan bulan suci umat Islam.
Dikutip dari Insider, terjadi ketegangan atas penggusuran enam keluarga Palestina yang tinggal di lingkungan Sheikh Jarrah Yerusalem Timur.
Pada hari Senin, Mahkamah Agung Israel memutuskan keluarga itu harus diusir dan properti mereka diberikan kepada pemukim Yahudi.
Baca Juga: Rekor, India Catatkan 400.000 Kasus Covid-19 dalam Sehari
Polisi anti huru hara dan kelompok sayap kanan Israel telah bentrok dengan pengunjuk rasa Palestina yang berkumpul hampir setiap malam selama seminggu terakhir.
Pemukim dan aktivis Yahudi mengatakan Palestina berada di tanah mereka.
"Jika anda adalah pemilik properti dan seseorang berjongkok di properti anda, bukankah anda memiliki hak untuk mengeluarkannya dari properti Anda. Properti?," kata pemimpin pemukim dan wakil walikota Yerusalem Aryeh King.
Baca Juga: Puluhan Orang Tewas dan Ratusan Terluka pada Perayaan Keagamaan di Israel
Sementara, Warga Palestina Abdelfatah Skafi mengatakan, penggusuran itu sebagai upaya untuk membersihkan wilayah Arab.
"Mereka tidak ingin orang Arab di sini, atau di seberang Yerusalem Timur," kata Abdelfatah Skafi.
"Mereka ingin mengusir orang Arab, dan dengan begitu mereka bisa mengepung Kota Tua," ujarnya.***
