Dua Afiliator Trader EA Copet Dilaporkan ke Polisi, Korban Mengaku Dirugikan hingga Puluhan Miliar

10 Maret 2022, 20:20 WIB
Ilustrasi trading dari investasi bodong yang diduga dilakukan 2 afiliator dan rugikan miliaran rupiah. /Pixabay/sergeitokmakov/

SERANG NEWS - Dua orang afiliator trader berinisial H dan R dilaporkan ke Polisi, usia diduga rugikan korban puluhan milliar.

Dua orang tersebut dari Community of Profesional Trader (EA Copet) yang dilaporkan ke Bareskrim Polri.

Akibat platform trading tersebut, Charlie Wijaya mengatakan kerugian yang ditimbulkan dari investasi ini bisa mencapai Rp20 milliar.

"Untuk yang didata kita sudah mengumpulkan total kerugian Rp4,5 miliar dari yang kekumpul, ada lagi susulan, Rp10 miliar ditambah Rp4,5 miliar, jadi sekitar Rp20 Miliar," ucapnya, dilansir SerangNews.com dari PikiranRakyat.com Kamis, 10 Maret 2022.

Baca Juga: Terseret Kasus Doni Salmanan, Alffy Rev: Silahkan Sita Semua Komputer Saya

Sudah ada 65 berkas yang dilaporkan ke Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim Polri, akibat kasus tersebut.

Menurut Charlie platform trading EA Copet sudah beroperasi sejak Mei 2021 lalu, dan sudah memakan banyak korban.

Diperkirakan jumlah korban mencapai puluhan ribu orang dengan total kerugian sampai 500 miliar rupiah.

Baca Juga: Pernah Sombong Sawer Reza Arab Rp1 Milyar, Doni Salmanan kini Terancam Pidana 20 Tahun Penjara

Charlie juga mengatakan agara pihak Kepolisian, segera melakukan penyelidikan atas kasus yang diduga penipuan dan pencucian uang ini.

"Saya berharap ada atensi dari kepolisian, jangan sampai ada masyarakat yang rugi, saya memhon ada atensi dari Polri sehingga tidak ada lagi masyarakat yang rugi dari investasi bodong ini," ucapnya.

Sementara itu salah satu korban, Andre Pramuki mengatakan, dirinya bergabung dalam platform trading ini sejak tahun lalu.

Dia pun mengaku sempat menerima keuntungan dari investasi ini pada September 2021 lalu.

Baca Juga: Selebgram Cantik Pacar Indra Kenz, Vanessa Khong Diperiksa Polisi

Namun masalah muncul sekitar Januari 2022, dan uang member tidak bisa ditarik dengan alasan maintenance web. Hingga akhirnya dibikin loss (margin call).

Kecurigaan terjadi pada awal Maret 2022 ini. Andre menemukan kejanggalan yang dilakukan oleh afiliator dan trader.

"Awal mulanya di tanggal 1 Maret 2022. Seharusnya lot sesuai dengan saldo tapi 10 kali lipat yang dibuka, semuanya saldo all in kita tradingkan," katanya. Bahkan angka maksimal stop loss yang dijanjikan dilanggar," ujar Andre.

Akibatnya semua saldo member platform trading tersebut raib atau hilang, dengan jumlah yanh berbeda-beda.

"Di situ ada masalah. pas sekarang mulai ramai ini, korban semua dari situ, menyadari ini skema ada unsur human lah yang menginput, dugaan penipuan. Semua korban untuk saldo beda-beda, tapi semua rata-rata habis saldonya," ujarnya.***

Disclamer: Artikel ini sebelumnya tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul 

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler