Presiden Rusia Vladimir Putin Anggap Sanksi Barat Seperti Deklarasi Perang

6 Maret 2022, 09:58 WIB
Presiden Rsuai Vladimir Putin /Reuters

SERANG NEWS - Presiden Rusia Putin Vladimir mengatakan , bahwa sanksi barat untuk Rusia sama seperti deklarasi perang.

Vladimir Putin telah memperingatkan Rusia apapun upaya yang dilakukan dalam memberlakukan zona larangan terbang di Ukraina sama saja akan membuat konflik.

Dalam hal ini Vladimir Putin memperingatkan bahwa konflik ini akan memiliki 'dampak parah' pada ekonomi global.

Baca Juga: Viral Foto Mayat Tangmo Nida Tanpa Sensor di Sungai, Sang Ibunda Minta Dana Kompensasi Rp 13 Miliar, Damai?

Putin Kembali menegaskan, jika tujuan invasi Rusia agar Ukraina menjadi negara yang netral dan untuk membela komunitas berbahasa Rusia.

Negara-negara Barat dan juga Ukraina sudah menolak hal tersebut, sebagai dalil yang tidak berdasar untuk melakukan invasi yang dimulai sejak Kamis 24 Maret 2022.

Berbagai sanksi yang diberikan Barat pun telah dilakukan, agar Moskow dapat diisolasi.

Baca Juga: Bukan China, Pangeran Arab Saudi Tawarkan Bantuan ke Rusia, Ukraina Siap-siap Digempur Darat, Laut dan Udara?

Putin mengatakan 'Sanksi yang dikenakan ini mirip dengan deklarasi perang, tetapi syukurlah hal ini tidak sampai ke sana'.

Perdana Menteri Israel Naftali Bennett bertemu dengan Putin di Kremlin pada hari Sabtu untuk membahas krisis sebelum kemudian berbicara dengan Zelensky.

Juru bicara Bennett mengatakan. Israel sudah menawarkan untuk menjadi penengah dalam konflik tersebut, meskipun para pejabat meremehkan harapan untuk sebuah terobosan.

Baca Juga: Tanpa Sensor, Ini Foto-foto Penemuan Mayat Tangmo Nida, Artis Cantik Tenggelam di Sungai, Korban Pembunuhan?

Dikutip dari Reuters, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan, negaranya akan kembali bangkit.

"Bersama-sama kita semua akan membangun kembali negara kita," kata Zelensky.

"Keyakinan saya dalam hal ini diperkuat oleh energi perlawanan kami," tambahnya.

Baca Juga: Kumpulan Foto-foto Kematian Jasad Tangmo Nida No Sensor Viral di Medsos, Fakta Misteri Penyelidikan Polisi

TIDAK ADA EVAKUASI

Sebelumnya, Komite Palang Merah Internasional mengatakan evakuasi warga sipil yang direncanakan dari Mariupol dan Volnov Aha tidak memungkin dimulai pada Sabtu kemarin.

Dewan kota di Mariupol menuduh Rusia tidak mematuhi gencatan senjata, sementara Moskow mengatakan 'nasionalis' Ukraina mencegah warga sipil untuk pergi.

Di lain sisi, Inggris mengatakan usulan gencatan senjata di Mariupol yang telah tanpa listrik, air dan pemanas selama berhari-hari merupakan upaya Rusia untuk menangkis kecaman internasional.

Baca Juga: MUI Desak Presiden Jokowi Turun Tangan Damaikan Perang Rusia dan Ukraina

Kantor berita Interfax melaporkan, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya melakukan serangan luas di Ukraina dan telah merebut beberapa kota dan desa.

Sebuah misi pemantau PBB mengatakan sedikitnya 351 warga sipil telah dipastikan tewas dan 707 terluka di Ukraina sejak dimulainya invasi pada 24 Februari 2022 lalu.

Meski demikian, bisa saja angka sebenarnya kemungkinan akan jauh lebih tinggi.***

Editor: Masykur Ridlo

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler