Apa Fenomena Aphelion 2021? Ini Penjelasannya LAPAN setelah Ramai Melalui Pesan Berantai WhatsApp

16 Juli 2021, 05:05 WIB
Ilustrasi: Fenomena Aphelion 2021. /Pixabay/PIRO4D/

SERANG NEWS - Baru-baru ini masyarakat dihebohkan dengan pesan berantai WhatApp mengenai fenomena Aphelion 2021.

Dalam pesan berantai WhatsApp tersebut disebutkan bahwa fenomena Aphelion ini akan membuat cuaca semakin dingin.

Bahkan lantaran adanya fenomena Alphelion, akan berdampak pada mudahnya orang terserang sakit seperti batuk, flu dan meriang.

Benarkah demikian? Simak penjelasan tentang apa itu fenomena Aphelion yang SerangNews.com rangkum dari penjelasan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Baca Juga: 2 Mitos saat Gerhana Matahari Cincin 10 Juni, dari Dilarang Berhubungan Itim hingga Melahirkan Anak Jelek

Fenomena Aphelion adalah kondisi Bumi tengah berada di titik Aphelion, atau titik terjauh dari Matahari dengan jarak 152.100.527 km. Aphelion tidak bisa dilihat secara langsung, karena bukan fenomena kenampakan obyek langit.

Menurut Pusat Sains LAPAN, Aphelion adalah fenomena antariksa yang biasa terjadi setiap tahun. Puncak peristiwa ini terjadi pada pukul 05.27 WIB/06.27 Wita/07.27 WIT, 6 Juli 2021.

Disebut Bumi berada di posisi jarak terjauh dari Matahari karena orbit Bumi tidak sepenuhnya lingkaran sempurna, melainkan berbentuk elips dengan kelonjongan sekitar 1/60.

Lawan dari Aphelion adalah Perihelion. Yakni, kondisi di mana Bumi berada pada jarak terdekat dengan Matahari yang disebut. Ini terjadi pada bulan Januari.

Baca Juga: Heboh Ramalan Bencana Gempa Bumi Besar, Mbak You: Tanah Ambles, Jawa Timur dan Tengah Akan Menyatu

Lalu, apakah Aphelion yang menjadi penyebab kondisi dingin yang terjadi belakangan ini dan berdampak mudahnya orang sakit?

Masih menurut LAPAN, suhu dingin yang terjadi belakangan ini bukan disebabkan fenomena Aphelion.

Suhu dingin pada pagi hari yang terjadi belakangan ini merupakan hal biasa yang terjadi pada musim kemarau. Juga akan terjadi hingga Agustus nanti

Kondisi tersebut disebabkan lantaran tutupan awan yang sedikit. Karenanya, tidak ada panas dari permukaan bumi, yang diserap dari cahaya Matahari dan dilepaskan pada malam hari dan dipantulkan kembali ke permukaan Bumi oleh awan.

Baca Juga: Ada Fenomena Gerhana Matahari Cincin 10 Juni, Berikut Panduan Salat Beserta Niatnya!

Posisi Matahari yang saat ini berada di belahan utara itulah yang menjadikan tekanan udara di belahan Utara lebih rendah, dibandingkan belahan Selatan yang mengalami musim dingin.

Oleh karenanya, angin bertiup dari arah Selatan menuju Utara dan saat ini angin yang bertiup dari arah Australia yang memang mengalami musim dingin.

Dampak yang ditimbulkan adalah efek penurunan suhu, khususnya di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara yang terletak di selatan Khatulistiwa.

Sementara, fenomena Aphelion tidak mempengaruh panas bumi yang diterima Bumi meski Matahari berada di posisi terjauh.

Hal ini karena panas dari Matahari terdistribusi ke seluruh Bumi, dengan distribusi yang paling signifikan mempengaruhi disebabkan oleh pola angin.

Karena itu, secara umum tidak ada dampak yang signifikan terhadap Bumi akibat fenomea Aphelion.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: LAPAN

Tags

Terkini

Terpopuler