Hari Perempuan Internasional, Demonstran di Myanmar Kibarkan Bendera yang Terbuat dari Sarung Wanita

8 Maret 2021, 14:11 WIB
Seorang petugas polisi menembakkan senjata ke arah pengunjuk rasa di tengah protes terhadap kudeta militer di Dawei, Myanmar. /Tangkap layar/ Reuters/

SERANG NEWS - Toko-toko atau minimarket dan pabrik di Kota Yangon, Myanmar tutup saat demonstrasi anti kudeta militer semakin meningkat.

Para tentara melepaskan tembakan ke udara di beberapa tempat di sekitar negara Asia Tenggara itu.

Beberapa tentara juga terlihat sedang memeriksa mobil di Kota Yangon tengah untuk mencegah pengunjuk rasa berkumpul.

Baca Juga: Kudeta Militer Myanmar Dikecam Dunia, 38 Orang Dikabarkan Meninggal Sejak Terjadinya Konflik

Namun demikian, para demonstran yang menentang kudeta militer, terus berkumpul di Kota Mandalay dan Kota Monywa, sebuah kota di barat Myanmar.

Sedangkan para pengunjuk rasa di Dawei, sebuah kota pesisir di selatan, dilindungi oleh Persatuan Nasional Karen, sebuah kelompok etnis bersenjata yang terlibat perang berkepanjangan dengan militer.

Baca Juga: Tentara Myanmar Gunakan TikTok Ancam Demonstran: Saya akan Tembak Siapapun yang Saya Lihat!

Para pengunjuk rasa juga mengibarkan bendera yang dibuat dari htamain (sarung wanita) untuk menandai Hari Perempuan Internasional sambil mencela Junta.

Berjalan di bawah sarung wanita secara tradisional, dianggap membawa sial bagi pria dan cenderung memperlambat polisi dan tentara.

Baca Juga: YouTube Hapus Lima Saluran TV Myanmar, Tentara Gunakan TikTok Ancam Demonstran

Pemimpin protes Maung Saungkha di Facebook mendesak perempuan untuk menentang kudeta militer pada hari Senin, sementara Nay Chi, salah satu penyelenggara gerakan sarung, menggambarkan perempuan sebagai 'revolusioner'.

“Orang-orang kami tidak bersenjata tetapi bijaksana. Mereka mencoba memerintah dengan ketakutan, tapi kami akan melawan ketakutan itu,” kata Nay Chi dikutip SerangNews.com dari Reuters pada Senin, 8 Maret 2021.

Baca Juga: Pakai Kaos 'Every thing will be OK', Gadis 19 Tahun di Myanmar Tewas saat Aksi Tolak Kudeta Militer

Menurut PBB, polisi dan militer telah menewaskan lebih dari 50 orang saat demonstrasi dan pemogokan kerja sejak kudeta militer bulan Februari kemarin.

Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Narapidana Politik menunjukkan hampir 1.800 orang telah ditahan di bawah Junta pada hari Minggu.***

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler