Di hari kedua meletusnya gunung berapi ini, gelombang besar tsunami setinggi 30 m menghantam di sepanjang pantai barat Banten dan pantai selatan Lampung.
Sekitar 297 kota kecil di masa itu hancur disapu tsunami yang menewaskan 36.417 jiwa. Bukan hanya itu, di Sumatera bagian selatan dilaporkan setidaknnya 2000 orang tewas akibat abu panas.
Suara letusannya menulikan telinga bahkan terdengar sampai Australia yang jaraknya 4.500 km jauhnya. Dampak letusan ini bukan hanya dirasakan penduduk sekitar tetapi seluruh dunia ikut merasakannya karena penurunan suhu bumi.
Lahirnya Gunung Anak Krakatau
Setelah letusan epik itu selesai, Gunung Krakatau kembali tenang hingga 44 tahun kemudian. Pada Desember 1927 gunung krakatau mulai beraktifitas lagi.
Gunung Krakatau yang sebagian sudah tenggelam ke dasar laut,kembali meletus. Letusannya mengakibatkan semburan air di komplek Krakatau.
Erupsi yang berkomposisi magma basa muncul di pusat komplek Krakatau yang dinyatakan sebagai kelahiran Gunung Anak Krakatau.
Dilaporkan Gunung Krakatau mengalami beberapa kali letusan di bawah laut hingga tahun 1930. Anak gunung yang semula tumbuh dari kedalaman 180 meter di bawah laut dalam 2 tahun saja sudah muncul ke permukaan di tahun 1929.