Tidak hanya sebagai ritual wajib menyambut hari Nyepi, dalam perkembangan ogoh-ogoh dikreasi sebagai parade berkesenian. Bentuk ogoh-ogoh diarak keliling dikenalkan kepada khalayak luas.
Dari penjelasan Ida Bagus, kreasi seni muncul dari perayaan ngusahab di Desa Selat Karangasem Bali. Ini kreasi seni budaya yang muncul awalnya di tahun 1970-an.
“Itu dimulai dari orang buat mainan boneka dihubungkan dengan filosofis ritual Hindu,” ujar Ida Bagus.
Ogoh-ogoh terus berkembang sebagai ritual keagamaan yang melekat pada budaya masyarakat Hindu di Indonesia. Keduanya saling berkelindan sebagai simbol ritual persembahan kepada Sang Hyang Widhi.
Menurut Ida Bagus, Umat Hindu sangat melekat antara seni dan budaya dengan agama karena Hindu kuat dengan simbol-simbol.
“Sama dengan bebantenan (sesaji) ini kan simbol-simbol, di mana umat Hindu bisa mencapai dengan Tuhan itu melalui simbol-simbol dan persembahan suci,” paparnya.***