Baca Juga: Asal Usul Sejarah Nama Tempat Wisata di Provinsi Bali, Ada Pantai Kuta, Jimbaran dan Gilimanuk
Dalam keyakinan umat Hindu, Ogoh-ogoh diyakini sebagai simbol pembasmian atas kejahatan. Ogoh-ogoh sebagai butakala digambarkan dengan bentuk boneka besar.
Sifat-sifat jahat, sifat-sifat alam yang tidak bersahabat dengan manusia diharapkan menjauh dalam perjalanan kehidupan.
“Kita mohonkan agar tidak mengganggu manusia. Itu simbolnya,” kata Ketua Parasida Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Banten Ida Bagus Alir Wiratmaja dikutip SerangNews.com dalam buku Persamuhan di Banten, Jumat 4 Maret 2022.
Secara historis, Ida Bagus menghubungkan ritual ogoh-ogoh dengan narasi cerita kolosal pewayangan Rama dan Sinta atau Ramayana.
Baca Juga: Kisah Awal Mahabharata: Raja Sentanu dan Silsilah Leluhur Para Pandawa serta Kurawa
Kisah yang terjadi pada tahun 400 sebelum Masehi yang mengisahkan perseteruan Raja Ayodya Rama dengan Raja Alengka Rahwana karena kasus penculikan Dewi Sinta.
Dalam perseteruan itu, Rama yang dibantu Hanuman berhasil mengalahkan dan membunuh Rahwana. Kemenangan yang disambut suka cita rakyat Adodya dengan membuat boneka besar.
Boneka besar itu lalu dipanah oleh Laksamana (adik Rama), bahwa Ayodya dengan Rama sebagai rajanya telah menghancurkan kejahatan. “Simbol untuk menghancurkan kejahatan,” papar Ida Bagus.