Memimpin dengan sewenang-wenang dan kejam, membuat si kepala desa itu mudah mengumpulkan harta. Tidak terhitung jumlah kekayaannya dari memeras keringat rakyat.
Ketika rakyatnya kekurangan makan, si kepala desa justru makan dengan makanan yang berlebihan setiap harinya.
Suatu hari seorang kakek tua ke rumah di kepala desa. Kakek itu terlihat kumal dan seperti pengemis.
Rupanya kakek itu sangat lapar dan meminta sedikit makanan kepada si kepala desa. Namun yang didapatkanya hanya caci-maki.
Baca Juga: Rayakan Hari Dongeng Nasional, Ini yang Dilakukan Komunitas Teras Depan Rumah
Si kakek pun marah dan berkata, “Hai saudagar kikir bersiaplah untuk menerima balasan yang setimpal,” katanya.
Si kepala desa itu kemudian terusik pikirannya. Ia dibayang-bayangi ucapan sang kakek tua itu.
Suatu ketika kepala desa terkejut karena kakinya tidak bisa digerakkan. Ia pun membuat sayembara.
Baca Juga: Siasat Licik Sengkuni dan Kematian Abimanyu Putra Arjuna di Hari ke-13 Perang Mahabharata
Barang siapa yang bisa menyembuhkannya akan mendapatkan setengah dari hartanya. Semua orang datang berbondong-bondong untuk mengikuti sayembara. Tak terkecuali si kakek tua.