Kisah Sunan Kalijaga Membuat Wayang untuk Dakwah Menyebarkan Agama Islam di Nusantara

- 13 Februari 2022, 12:01 WIB
Ilustrasi wayang Pandawa lima: Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa.
Ilustrasi wayang Pandawa lima: Yudistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. /Ken Supriyono/SerangNews.com/

Baca Juga: Sejarah Wayang dan Macam-macam Wayang di Indonesia

Fungsi asalnya, wayang merupakan ritual yang ditujukan untuk roh leluhur bagi penganut kepercayaan hyang. Selanjutnya, wayang mengalami pergeseran peran, yaitu sebagai media komunikasi sosial.

Dalam lakon-lakon yang ditampilkan dalam perwayangan biasanya menyimpan beberapa nilai, seperti pendidikan, kebudayaan dan ajararan-ajaran dari filsafat Jawa.

“Peran ini lambat laun mengalami pergeseran, hingga wayang hanya sebatas hiburan atau tontonan,” tulis Fatkur Rohman Nur Awali dalam jurnal Kebudayaan Puslitjadikbu Kemendikbud berjudul Serjarah Perkembangan dan Perubahan Fungsi Wayang dalam Masyarakat terbitan 2018.

Baca Juga: Mengenal Lakon Punakawan, Sifat dan Karakter yang Menjadi Ciri Khas Wayang Jawa

Wayang yang semula diciptakan pertama kalinya pada masa Kerajaan Kahuripan Kediri masa pemerintahan Prabu Jayabaya terus mengalami perkembangan.

Tak terkecuali wayang gubahan Sunan Kalijaga yang digunakan untuk menyebarkan luaskan jaran Islam.

“Pada tahun 1443, berdasarkan usulan Sunan Kalijaga, para wali menciptakan wayang purwa dan dibuat satu-satu,” jelas Fatkur.

Baca Juga: Punakawan Si Jenaka Tak Segan Bantu Majikan Cari Kelemahan Musuh Dalam Perang Baratayudha

Adapun bahan untuk membuat wayang adalah kulit kambing. Masing-masing wayang dijapit satu-satu yang berguna untuk tempat menancapkan. Sedangkan tangan wayang masih diiris seperti wayang Bathara Guru.

Halaman:

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Jurnal Penelitian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah