Selain Bahasa Sunda, Ini Ragam Bahasa Daerah yang Digunakan Masyarakat Banten dalam Sehari-hari

- 20 Januari 2022, 14:25 WIB
Menara Masjid Agung Banten Lama yang menjadi ikon di Provinsi Banten yang kaya akan keragaman bahasa dan budaya.
Menara Masjid Agung Banten Lama yang menjadi ikon di Provinsi Banten yang kaya akan keragaman bahasa dan budaya. /Instagram.com/@masranasama/

SERANG NEWS – Provinsi Banten dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang kaya akan keragaman budayanya. Salah satunya, bahasa daerah yang digunakan masyarakatnya dalam sehari-hari.

Masyarakat Banten dalam kesehariannya tidak hanya menggunakan satu bahasa saja. Setidaknya, ada tiga bahasa yang paling umum digunakan oleh masyarakat Banten.

Tiga bahasa yang paling umum tersebut adalah bahasa Sunda, bahasa Jawa dan bahasa Melayu.

“Dari sekian banyak bahasa yang dikenal oleh masyarakan Banten, bahasa Sunda, bahasa Jawa, bahasa Melayu, merupakan tiga bahasa yang paling banyak digunakan seagai alat komunikasi,” tulis Prof Nila H Lubis dan tim dikutip SerangNews.com dalam buku ‘Sejarah Banten: Membangun Tradisi dan Peradaban’ yang dicetak pada 2014.

Baca Juga: Sultan Ageng Tirtayasa, Penguasa Banten yang Paling Ditakuti Belanda, Ini Kisahnya

Bahasa Sunda dipakai oleh mayoritas Banten di bagian selatan. Antara lain, sebagian Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang dan Lebak.

“Pada awalnya, bahasa Sunda yang digunkaan oleh masyarakat Tatar Sunda bersifat egaliter. Artinya dalam bahasa ini tidak dikenal adanya undak-usuk baca (tingkatan-tingkatan bahasa,” papar Nina H Lubis.

Kemudian, masyarakat Banten bagian utara menggunakan bahasa Jawa yang telah mengalami adaptasi dengan lingkungan alam dan budaya.

Di antaranya, sebagian wilayah Kabupaten Tangerang, sebagian Kabupaten Serang, Kota Serang dan Cilegon.

Baca Juga: Sejarah Asal Asul Kesultanan Banten dan Daftar Sultan Banten Pertama hingga Terakhir

Sedangkan, bahasa Melayu banyak digunakan di pelabuhan karena kedudukannya sebagai lingua franca.

Diejaskan Nina, ketika Mataram berkuasa di Priangan, bahasa yang diepergunakan dalam administrasi pemerintahan adalah bahasa Jawa.

Bahasa Jawa juga menjadi salah satu bahasa Nusantara yang memiliki tingkatan-tingkatan, bahasa halus, sedang, dan kasar.

Dalam perkembangannya, bahasa Jawa menjadi bahasa yang wajib dikuasai. Bahkan, penguasaan atas bahasa ini menjadi salah satu ukuran kebangsawanan seorang elit politik.

Baca Juga: 10 Kerajaan Terbesar dan Paling Berpengaruh di Nusantara, dari Majapahit hingga Kesultanan Banten

Kecenderungan ini, lanjut Nina, tampak jelas dalam surat-surat pendek pribadi, karya sastra atau karya sastra sejarah yang ditulis oleh elit politik di Tatar Sunda.

“Misalnya babad, wawancara, sajarah dan sebagainya,” paparnya.

Setelah pengaruh bahasa Jawa masuk dalam kehidupan sosial budaya masyarakat Tatar Sunda, bahasa Sunda yang dipakai dalam pergaulan maupun dalam bahasa tulisan, kemudian diatur oleh undak-undak bahasa.

Selain tiga bahasa tersebut, mayarakat Banten juga mengenal bahasa Jawa Cikoneng dan Betawi di sebagian wilayah Tangerang raya.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Buku


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah