Baca Juga: Teks Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Versi Asli yang Disusun Soekarno, Hatta dan Soebardjo
Pada 9 Maret 1943, diresmikan berdirinya Putera (Pusat Tenaga Rakyat) dipimpin ‘Empat Sekawan’ Soekarno, Moh. Hatta, Ki Hadjar Dewantara, dan Kiai Mas Mansoer.
Saat itu Soekarno meminta pemerintah Jepang membebaskan Trimurti, lalu membawanya ke Jakarta untuk bekerja di Putera, dan kemudian di Djawa Hookoo Kai, Himpunan Kebaktian Rakyat Seluruh Jawa. Lalu Trimurti dan Sayuti Melik dapat hidup relatif tenteram. Sayuti terus berada di sisi Bung Karno.
Saat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dibentuk 7 Agustus 1945 dan diketuai oleh Ir. Soekarno, ia menggantikan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang dibubarkan cepat.
Baca Juga: Bangsa Indonesia Harus Tahu, Ini Deretan Peristiwa Penting Menjelang Proklamasi Kemerdekaan
Anggota awalnya adalah 21 orang. Selanjutnya tanpa sepengetahuan Jepang, keanggotaan bertambah 6 orang termasuk didalamnya Sayuti Melik.
Profil singkat Sayuti Melik
Nama Lengkap: Mohamad Ibnu Sayuti atau Sayuti Melik
Tempat Tanggal Lahir: Sleman, Yogyakarta, 22 November 1908
Kebangsaan: Indonesia
Pasangan: S. K. Trimurti
Anak: Moesafir Karna Boediman
Profesi: Wartawan
Baca Juga: Ki Hajar Dewantara, Kilas Balik Sejarah Hari Pendidikan Nasional dan Taman Siswa Yogyakarta Bagian 2
Sayuti Melik termasuk dalam kelompok Menteng 31, yang berperan dalam penculikan Sukarno dan Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945. Para pemuda pejuang, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana, bersama Shodanco Singgih, salah seorang anggota PETA, dan pemuda lain, membawa Soekarno dan Hatta, ke Rengasdengklok. Tujuannya adalah mereka tidak terpengaruh oleh Jepang.