Selain itu, penamaan Batavia akan membuat harapan baru, nama-nama di Jakarta akan kembali seperti dahulu.
"Sehingga orang tahu nama aslinya di tempat itu. Jadi nanti kita kaji. Mudah-mudahan ketika kajian keluar nanti kita punya branding unik di seluruh dunia," ucapnya menjelaskan.
Pengkajian ini bersamaan dengan proses revitalisasi Kota Tua yang dilakukan Pemprov DKI Jakarta bersama BUMN dan beberapa perusahaan swasta.
Baca Juga: Seba Baduy 2021 Digelar Sederhana, Pegiat Budaya Banten: Jangan Gunakan Istilah Wisata Baduy
Proses perubahan Kawasan Kota Tua dan Sunda Kelapa dimulai dengan melakukan penandatanganan perjanjian pendahuluan atau Head of Agreement antara PT Jakarta Tourisindo atau Jakarta Board (JXB), PT Pengembang Pariwisata atau Indonesian Tourism Development Corporation (ITDC) dan PT Moda Trasnportasion Jabodetabeka (MITJ).
Kesepakatan jtu dibuat untuk membentuk usaha patungan atau joing venture (JV) pengelola Kawasan Kota Tua - Sunda Kelapa.
"Sekarang direncanakan jadj satu kawasan dengan membuat patungan," kata Anies.
Baca Juga: Selain Sultan Abul Mafakhir, Ini Hikayat dan Daftar Raja-raja Kesultanan Banten
Nantinya, lanjut Anies, memungkinkan seluruh sumber daya bekerja dengan arah yang sama, rencana induknya, dan eksekusinya sama.
"Akhirnya pegiat budaya bisa berkegiatan di situ juga. Kita ingin ruang ketiga ini jadi ruang penuh cerita sejarah dan juga tempat munculnya kreativitas kontemporer," sambung Anies.