Ada Hasyim Asy’ari dan KH Ahmad Dahlan, Ini Murid Syekh Nawawi Al Bantani dan Spirit Perjuangan dari Mekkah

- 24 April 2021, 04:30 WIB
Bait Syekh Nawawi di Kampung Pesisir, Desa Pedaleman, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten.
Bait Syekh Nawawi di Kampung Pesisir, Desa Pedaleman, Kecamatan Tanara, Kabupaten Serang, Banten. /Ken Supriyono/SerangNews.com/

Dipantau Snouck Horgronje

Selama tinggal di Makkah, aktivitas Nawawi tak lepas dari pantauan Snouck Horgronje. Penasihat khusus Gubernur Jenderal JB van Heutsz itu tinggal di seberang rumahnya. Tepatnya di Suq al-Lail, Syi’ib Ali. Sekira 500 meter dari kompleks Masjidilharam.

Rumah yang juga dijadikan Nawawi untuk menanamkan pengetahuannya kepada 200 lebih murid-muridnya.

Sepak terjang Nawawi sebagai inspirator ulama terekam dalam catatan Snouck Horgronje yang setiap waktu mengintainya. Catatan itu pada 2016 diterbitkan Late EJ Brill, Leiden dengan judul Mekka in the Latter Part of the 19th Century: Daily Life, Customs, and Learning of the Moslim of the East Indian Archipelago.

Snouck menulis sebanyak 14 jilid laporannya selama di Makkah. Laporannya banyak mengulas mengenai kepribadian Nawawi yang dinilai Snouck sangat tawaduk. Kepribadian yang membuat orientalis yang berpura-pura masuk Islam itu terkagum-kagum.

Baca Juga: Hikmah Ramadhan 10: Keutamaan Hari Jumat dalam Kitab Tanqihul Qaul Syekh Nawawi Al Bantani

Selain kepribadian Nawawi, Snouck juga merekam pandangan politik putra Kiai Umar dan Zubaedah itu. Dalam pandangannya, Nawawi secara eksplisit berseberangan pendapat dengan sebagian haji dari kalangan pensiunan birokrat pribumi.

“Syekh Nawawi menolak Nusantara mesti diatur dan berada di bawah pemerintah Eropa,” kata Snocuk dikutip SerangNews.com dalam buku Prospografi Syekh Nawawi: Biografi, Genealogi Intelektual, dan Karya yang ditulis Prof HM Tihami dan Mufti Ali.

Di sela-sela waktu mencurahkan pikirannya pada ilmu pengetahuan, tulis Prof Tihami, Nawawi selalu mengikuti perkembangan informasi gerakan politik di tanah air yang memanas. Masa itu tengah bergejolak perlawanan masyarakat Aceh terhadap rezim kolonial.

Baca Juga: Sejarah Oeridab: Uang Banten di Masa Darurat Pemerintahan Indonesia (1) Dicetak pada Orang China

Halaman:

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x