Sejarah Meletusnya Gunung Krakatau dan Lahirnya Anak Krakatau, Yuk Belajar dari Masa Lalu!

27 April 2022, 22:41 WIB
Sejarah kelahiran gunung anak krakatau /Pexels/Fabian Wiktor

SERANG NEWS – Gunung Anak Krakatau terus mengalami erupsi, yang terakhir terjadi pada hari Minggu, 24 April 2022.

Hingga kini status Gunung Anak Krakatau berada di level III atau siaga. Masyarakat, wisatawan dan nelayan dihimbau untuk tidak mendekat dalam radius 2 kilometer.

Ada sejarah epik pada proses kelahiran Gunung Anak Krakatau yang merupakan gunung berapi yang sangat aktif ini.

Baca Juga: Daftar Buku Sumber Utama Naskah Akademik Serangan Umum 1 Maret 1949: Hari Penegakan Kedaulatan Negara

Bencana besar, puluhan ribu korban jiwa, hingga perubahan iklim dunia menjadi dampak peristiwa bersejarah ini.

Letusan Maha Dahsyat Gunung Krakatau terjadi di Tahun 1883 silam. Gunung Krakatau yang terletak di perairan Selat Sunda ini secara administratif masih berada di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung.

Pada tahun 1883, gunung ini pernah meletus dan menimbulkan dampak besar yang tercatat sebagai salah satu bencana terhebat dalam sejarah kehidupan manusia.

Baca Juga: Link Download Naskah Akademik Serangan Umum 1 Maret 1949 sebagai Hari Penegakan Kedaulatan Negara

Letusan Gunung Krakatau berlangsung selama 2 hari tepatnya 26-27 Agustus 1883. Saking dahsyatnya letusan gunung berapi ini, sebagian besar gunung dan Pulau Rakata (Krakatau) runtuh ke dalam laut.

Gunung Krakatau memuntahkan jutaan ton batu, debu, magma yang menutupi wilayah seluas 827.000 km2 dengan tinggi asap 80 km.

Di hari kedua meletusnya gunung berapi ini, gelombang besar tsunami setinggi 30 m menghantam di sepanjang pantai barat Banten dan pantai selatan Lampung.

Baca Juga: Temuan Srimanganti, Misteri Singasana Sultan Banten dan Potret Keraton Surosowan di Dokumen Orang Eropa

Sekitar 297 kota kecil di masa itu hancur disapu tsunami yang menewaskan 36.417 jiwa. Bukan hanya itu, di Sumatera bagian selatan dilaporkan setidaknnya 2000 orang tewas akibat abu panas.

Suara letusannya menulikan telinga bahkan terdengar sampai Australia yang jaraknya 4.500 km jauhnya. Dampak letusan ini bukan hanya dirasakan penduduk sekitar tetapi seluruh dunia ikut merasakannya karena penurunan suhu bumi.

Lahirnya Gunung Anak Krakatau

Setelah letusan epik itu selesai, Gunung Krakatau kembali tenang hingga 44 tahun kemudian. Pada Desember 1927 gunung krakatau mulai beraktifitas lagi.

Baca Juga: Megahnya Kota Banten Lama di Masa Kesultanan Banten, Setara Amsterdam dan Dilengkapi Meriam Pertahanan

Gunung Krakatau yang sebagian sudah tenggelam ke dasar laut,kembali meletus. Letusannya mengakibatkan semburan air di komplek Krakatau.

Erupsi yang berkomposisi magma basa muncul di pusat komplek Krakatau yang dinyatakan sebagai kelahiran Gunung Anak Krakatau.

Dilaporkan Gunung Krakatau mengalami beberapa kali letusan di bawah laut hingga tahun 1930. Anak gunung yang semula tumbuh dari kedalaman 180 meter di bawah laut dalam 2 tahun saja sudah muncul ke permukaan di tahun 1929.

Baca Juga: Asal Usul Sebutan China Benteng dan Kedatangan Pertama Orang Tionghoa di Teluknaga Tangerang

Melansir informasi dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, sejak tahun 1930 hingga 2000 Gunung Anak Krakatau telah mengalami erupsi lebih dari 100 kali baik bersifat eksplosif maupun efusif.

Pertumbuhan Anak Krakatau termasuk cepat. Pada September 2018 anak gunung itu sudah mencapai ketinggian 338 meter diatas permukaan laut yang pengukurannya dilakukan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Itulah sejarah lahirnya Gunung Anak Krakatau. Bencana memang tidak dapat dihindari, tetapi kita dapat belajar dari kejadian masa lalu dan selalu siaga. Stay safe!***

Editor: Masykur Ridlo

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler