Kisah Sultan Ageng Tirtayasa dan Bangsawan Banten Mancing sambil Pantau Pembangunan Kanal di Tanara

22 Januari 2022, 17:09 WIB
Situs Sultan Ageng Tirtayasa di Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang. /KabarBanten/

SERANG NEWS – Pembangunan kanal dari Tanara hingga Cisadane tercatat sebagai proyek paling fenomenal Kesultanan Banten di masa Sultan Ageng Tirtayasa.

Sultan Ageng Tirtayasa memproyeksikan kanal Tanara - Cisadane ini untuk meningkatkan produktifitas pertanian di Banten sekaligus jalur transportasi air pada masanya.

Dari proses pengerjaannya, ada kisah menarik perjalanan Sultan Ageng Tirtayasa bersama keluarga dan bangsawan Banten melakukan peninjauan langsung pembangunan kanal ini.

Dalam laporan utusan dagang Belanda William Caeef, yang dilansir SerangNews.com dalam 'Banten dan Manila, Hubungan Perdagangan 1663-1682', yang ditulis Mufti Ali dan Badrudin disebutkan, Sultan Ageng Tirtayasa melakukan pelayaran ke lokasi bersama rombongan.

Baca Juga: Perkuat Misi Dagang Banten, Ini Proyek Kanal dari Tanara sampai Cidane di Masa Sultan Ageng Tirtayasa

“Dalam laporan tanggal 7 Agustus 1663 disebutkan bahwa Sultan Ageng Tirtayasa bersama 100 kapal yang membawa hampir semua bangsawan Banten, berlayar menuju sungai Tanara dan akan tinggal di sana selama 14 hari dan akan menghabiskan waktu untuk memancing di sana,” tulis Mufti Ali.

Kemudian, pada 27 Agustus 1663 dilaporkan juga, bahwa Sultan Ageng Tirtayasa telah kembali dari Tanara ke Surosowan.

Konon dalam waktu dekat akan kembali ke Tanara untuk mengontrol kanal baru yang dibuat dari Tanara ke Pasilian. Hal itu dilakukan untuk memastikan air dari kanal tersebut dapat mengairi sawah-sawah di sisi kanan dan kirinya.

Baca Juga: Sejarah Asal Asul Kesultanan Banten dan Daftar Sultan Banten Pertama hingga Terakhir

“Termasuk dapat digunanakan sebagai jalur transportasi air yang dipakai masyarakat untuk membawa barang-barang ke pasar Banten,” papar Mufti lebih lanjut.

Perkuat Misi Dagang Banten, Ini Proyek Kanal Tanara Cidane di Masa Sultan Ageng Tirtayasa

Dalam catatan sejarah, pembuatan terusan atau kanal sepanjang 44,5 kilometer dari Sungai Cidurian hingga CIsadane diumumkan pada 24 Oktober 1659.

Sumber Belanda menyebutkan, Sultan Ageng Tirtyasa memerintahkan Pangeran Upapatih memulai menggali kanal ini pada 27 April 1663.

Baca Juga: Selain Sultan Abul Mafakhir, Ini Hikayat dan Daftar Raja-raja Kesultanan Banten

Terusan yang digali ini akan menghubungkan Sungai Cidurian ke Sungai Pasilian, yang dinamakan Cimanceuri melalui Balajara, sepanang enam kilometer.

Menurut Mufti, ada sebanyak lima ribu orang secara terus menerus selama tiga bulan melakukan penggalian.

“Disebutkan dalam sumber, penggalian 1,5 kilometer kanal ini selesai hanya dalam waktu 14 hari,” tulisnya.

Selain kanal, Sultan Ageng Tirtayasa juga dilaporkan membuat rumah persistirahatan dan lumbung pada di Tanara pada 7 Oktober 1663.

Baca Juga: Sejarah Awal Orang China Masuk Banten: Temuan Artefak hingga Peranan di Masa Kesultanan Banten

Setelah pembangunan kanal tahap satu dari Tanara ke Cisadane selesai, Sultan melanjutkan pembangunan kanal tahap dua dari Pontang ke Tanara.

Kanal tersebut disebut Mufti untuk meningkatkan produktifitas pertanian sekaligus memastikan kontrol pusat terhadap daerah-daerah pedalaman di wilayah Tangerang.

Kanal ini terhubung dengan kanal besar yang mengubungkan Pontang dan Tanara. Panjangnya 9 km dan lebar 9 meter.

“Sultan Ageng Tirtayasa juga membangun sebuah pemukiman dengan membangun 60 petak yang terbuat dari batu dan bata dengan kuda-kuda dan kusen yang terbuat dari kayu permanen,” ungkap Mufti.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Buku

Tags

Terkini

Terpopuler