7 Pesan-pesan Pendidikan Imam Ghazali Pada Anaknya yang Bisa Diterapkan Sehari-hari

- 29 September 2021, 10:34 WIB
  Ilustrasi anak belajar tatap muka.
Ilustrasi anak belajar tatap muka. / Pexels /

SERANG NEWS- Artikel berikut ini disarikan dari kitab “Ayyuhal Walad”, karya Imam Ghazali

Mendidik anak menjadi suatu perintah bagi setiap orangtua sebagaimana difirmankan Allah pada QS.At Tahrim 6 ;

”Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluargamu dari api neraka, yang bahan bakarnya manusia dan batu. Penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar lagi berhati keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintah pada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.

Untuk itulah para orangtua akan melakukan berbagai hal termasuk belajar dan membekali dirinya dengan banyak pengetahuan bagaimana mendidik anak dengan benar agar sesuai dengan pesan-pesan yang tersirat maupun tersurat dalam Al Qur’an.

Termasuk juga pesan-pesan dari Rasulullah SAW, keduanya dapat kita temukan juga dalam pesan-pesan pendidikan Imam Ghazali pada anaknya dalam “Ayyuhal Walad (Wahai Anakku).

1. Wahai anakku, salah satu nasehat Rasulullah SAW kepada umat islam adalah sabdanya berikut :

“ Tanda-tanda Allah berpaling dari seorang hamba ialah ketika hamba tersebut terlalu sibuk dengan hal-hal yang tidak bermanfaat. Jika waktu dari usianya berlalu begitu saja tanpa melakukan ibadah yang telah diwajibkan untuknya, maka dia akan merasakan penyesalan yang panjang. Dan barang siapa umurnya yang telah melewati 40 tahun, sementara kebaikannya belum mengalahkan amal keburukannya, maka ia harus bersiap menuju neraka”.

Baca Juga: Kombinasi Kurma dengan Buah Ini Jadi Resep Ampuh Obati Darah Tinggi ala Dokter Zaidul Akbar

2. Wahai anakku, meminta nasehat sangatlah mudah, tapi begitu sulit untuk memenuhinya. Khususnya bagi orang-orang yang mengikuti hawa nafsu, nasehat begitu terasa pahit. Karena perkara-perkara yang dilarang sangat digemari oleh hati mereka.

Terutama orang yang mencari ilmu tanpa mengamalkannya, lalu sibuk menumpuk reputasi diri dan menggapai prestasi duniawi. Dia mengira, ilmu semata (tanpa amal) mampu membawanya kepada kebahagiaan dan keselamatan.

“Orang yang paling perih siksaannya di hari kiamat ialah orang berilmu tetapi Allah menakdirkan ilmunya tidak bermanfaat” (HR. Tabrani dan Baihaqi)

Baca Juga: Dokter Zaidul Akbar Beri Resep Herbal untuk Memperlancar Haid yang Aman dan Alami

3. Wahai anakku, Jangan sampai kamu termasuk orang yang melakukan banyak amal saleh tetapi merupakan orang yang bangkrut (Min A’mali muflis), jangan pula kamu termasuk orang yang dalam keadaan jiwa dan hatinya kosong (Min al-Ahwal al-Khaliyah). Ilmu tanpa amal tidak bisa membawa pemiliknya menuju keselamatan.

Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :

Rasulullah SAW pernah bertanya pada para sahabat,” Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?”, para sahabat menjawb,”Menurut kami orang yang bangkrut di antara kami adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.”
Rasulullah kemudian bersabda:

”Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan membawa amal salat, puasa, dan zakat, tetapi selama hidupnya selalu mencaci-maki orang lain, menuduh orang lain (tanpa bukti), memakan harta orang lain dan menyakiti orang lain. Setelah itu pahalanya diambil untuk diberikan kepada setiap orang dari mereka (yang disakiti), hingga pahalanya habis, sementara tuntutan mereka banyak yang belum terpenuhi. Selanjutnya, sebagian dosa dari setiap orang dari mereka diambil untuk dibebankan kepada orang tersebut, hingga akhirnya dia dilemparkan ke neraka.”(HR.Muslim dan al- Turmudzi).

Baca Juga: Didukung UAS, Masjid Jogokariyan Galang Donasi untuk Beli Kapal Selam Pengganti KRI Nanggala 402

4. Wahai anakku, walaupun kamu telah menuntut ilmu seratus tahun dan mengoleksi seribu buku, tetap saja itu bukan jaminan kamu akan memperoleh rahmat dari Allah swt, kecuali jika kamu melengkapinya dengan amal. Sebagaimana firman-firman Allah SWT berikut :

“Dan bahwasannya manusia tiadalah memperoleh selain apa yang diusahakannya”. (QS. An Najm 39).

5. Wahai anakku, “ Kamu bisa hidup sesuka hatimu, tapi kamu tetap akan mati. Kamu bisa mencintai siapa saja yang kamu kehendaki, tapi kamu pasti akan berpisah darinya. Kamu bisa berbuat semaumu, tapi kamu pasti akan mendapat balasannya.”

6. Wahai anakku, ilmu tanpa amal adalah kegilaan, amal tanpa ilmu adalah kesia-siaan. Dan ketahuilah, jika ilmumu tidak bisa menjauhkanmu dari perbuatan maksiat, dalam arti tidak bisa mendorongmu utuk taat kepada Allah, maka ilmumu tidak akan bisa menjauhkanmu dari neraka jahanam.

Jika sejak saat ini kamu tidak akan mengamalkan ilmumu (beramal berdasarkan ilmu), serta tidak memperbaiki kesalahanmu yang dulu, maka di hari kiamat nanti kamu akan memohon-mohon.

“Wahai, Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke alam dunia agar kami bisa beramal saleh” (QS. Al Sajdah:12).


7. Wahai anakku, jadilah kebersihan jiwa sebagai cita-cita hidupmu, jadikan hawa nafsu sebagai musuh yang harus kamu taklukkan, dan jadikan kematianmu sebagai kematian jasad. Karena kamu akan menuju liang lahat, di mana para ahli kubur setiap saat menanti kedatanganmu untuk bergabung bersama mereka. Maka ingatlah, jangan sekali-kali menuju ke sana tanpa bekal.

Abu Bakar RA pernah berkata :

“ Jasad manusia ibarat sangkar burung atau kandang binatang ternak. Maka renungkan, di antara keduanya itu jasadmu termasuk mana. Jika jiwamu ibarat burung yang terbang tinggi, maka ketika mendengar seruan Allah burung yang terbang tinggi, maka ketika mendengar seruan Allah, “Kembalilah pada Tuhanmu, kamu akan terbang dengan riang gembira, lalu hinggap di pucuk-pucuk pohon surga”.***

Editor: Muh Iqbal Zikri


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah