HIKMAH RAMADHAN 8: Akibat Menumpuk Harta dan Meninggalkan Harta pada Nashoihul Ibad Syekh Nawawi Al Bantani

- 20 April 2021, 02:36 WIB
Ilustrasi menumpuk harta.
Ilustrasi menumpuk harta. /Pixabay/Mohamed Hassan/

SERANG NEWS – Memiliki harta menjadi keberkahan tersendiri bagi seseorang. Namun, jika tidak pandai menjaga dan menggunakannya, bisa membuat seorang tergelincir.

Harta bukan saja anugerah, akan tetapi sekaligus cobaan bagi seorang yang gelap mata, bahkan menjadi sombong atasnya. Padahal, datangnya rizki atau harta juga tak lepas dari kemurahan Allah SWT.

Syekh Nawawi Al Bantani dalam ‘Kitab Nashoihul Ibad’ atau ‘Pesan-pesan Penyucian Jiwa’, telah menasihatkan perkara akibat menumpuk harta dan meninggalkan harta. Termasuk hal buruk dalam memiliki harta.

Baca Juga: HIKMAH RAMADHAN 7: Keutamaan Sholawat atas Nabi Muhammad SAW dalam Tanqihul Qaul Syekh Nawawi Al Bantani

Baca Juga: Doa Niat Puasa Ramadhan 2021 Lengkap Bacaan Arab dan Terjemahan Indonesia

Nasihat bisa menjadi wahana mawasdiri, siapa pun yang mendapatkan rizki harta benda agar dapat mempergunakan sebagaimana jalan yang diridhoi Allah SWT.

Berikut SerangNews.com sajikan dalam rangkaian ‘Hikmah Ramadhan 8’ perkara akibat menumpuk harta dan meninggal harta dari dari nasihat Syekh Nawawi Al Bantani dalam Kitab Nashoihul Ibad.

Berikut penjelasannya:

Rasulullah SAW bersabda, "Ada lima akibat dalam menumpuk-numpuk harta, yaitu:

  1. Beban yang berat dalam mengumpulkannya.
  2. Lalai akan mengingat Allah SWT karena disibukkan mengurusnya.
  3. Rasa takut terhadap perampok dan pencurinya.
  4. Kemungkinan berpredikat bahktil pada dirinya.
  5. Akan menjauhi orang-orang saleh karena sibuk mengurus hartanya.

Sementara dalam menjauhkan diri dari menumpuk-numpuk harta akan berdampak lima perkara positif:

  1. Ketenangan jiwa karena tidak dibenani oleh upaya mencarinya.
  2. Waktu luang untuk lebih banyak mengingat Allah SWT, karena tidak pernah repot-repot menjaganya.
  3. Merasa aman dari perampok dan pencurinya.
  4. Mendapatkan predikat murah hati pada dirinya.
  5. Bisa bergaul dengan orang-orang saleh.

Para penyair sering mengatakan, "Kemurahan hati seseorang akan menyebabkan dirinya dicintai sekali pun oleh musuh-musuhnya. Sementara kebahktilan seseorang itu akan menyebabkan dia dibenci oleh anak-anaknya sendiri."

Baca Juga: Kharisma Sahabat Gus Dur, Abuya Uci Cilongok Tangerang Dikenal Mendunia

Baca Juga: Sambangi Masjid Taj Mahal ‘Mini’, Suara Merdu Imam Muda Ini Buat Anies Baswedan Lebih Khusuk Sholat

5 Hal Huruk dalam Memiliki Harta

Sufyan ats-Tsauri rahimullah berkata, "pada zaman ini, tidak ada seorang pun yang memiliki harta kecuali akan ada lima hal tercela pada dirinya.” Yaitu:

  1. Panjang angan-angan.
  2. Tamak yang dominan.
  3. Sangat bakhtil.
  4. Kurangnya sifat wara'.
  5. Lupa akan akhirat.

Orang yang cinta dunia itu tercela, sementara orang yang memburu dunia melebihi keperluan hidupnya adalah hina.

Baca Juga: Dapat Mendatangkan Rezeki, Berikut Doa Sholat Dhuha Beserta Terjemahan dan Artinya

Baca Juga: Selain Kota Serang Banten, Ini Kota yang Memiliki Perayaan Isra Mikraj dengan Keragaman Budaya

Rasullullah SAW bersabda, "Orang yang paling baik di antara kalian bukanlah orang yang meninggalkan urusan dunianya demi mengejar akhirat dan bukan pula orang yang meninggalkan akhirat untuk dunianya. Akan tetapi, orang yang paling baik di antara kalian adalah orang yang mengambil dari dunia dan juga dari akhirat."

Sabda Rasullah SAW, "sebaik-baiknya kendaraan adalah dunia, maka naikilah dunia niscaya ia dapat menghantarkan kalian sampai ke akhirat."

Ali bin Abi Thalib RA pernah berkata, "dunia ini adalah tempat kebenaran bagi yang jujur terhadapnya, tempat keselamatan bagi yang benar-benar mengerti tentang perihalnya dan tempat kekayaan bagi orang yang mau menjadikannya sebagai bekal akhirat."

Dalam syairnya, sang penyair mengatakan:

Wahai peminang dunia bagi dirinya, sungguh setiap harinya dia memiliki kekasih.

Minta untuk dinikahi suami baru, sementara dia dicampuri oleh yang lain.

Dunia akan terus menyongsong peminangnya, hanya untuk membunuhnya satu per satu.

Sungguh diriku telah terperdaya dan bencana itu, telah menyerang diriku sedikit demi sedikit.

Ambillah bekal untuk kematian, karena sungguh, rombongan telah memanggil silih berhangi.

Demikian Hikmah Ramadhan 8 tentang perkara akibat menumpuk harta dan menjauhkan harta, yang diambil dari nasihat Syekh Nawawi Al Bantani agar dapat dipetik pelajarannya. Semoga bermanfaat dan menambah pencerahan jiwa.***

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x