Tampung Sampah dari Tangsel, WALHI: Masalah Baru Bagi Kota Serang 

- 27 Januari 2021, 18:04 WIB
Ilustrasi sampah.
Ilustrasi sampah. /Serangnews. /

SERANG NEWS - Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) menilai kerjasama antara Pemerintah Kota (Pemkot) Serang dan Tangerang Selatan (Tangsel) soal pengelolaan sampah hanya menimbulkan masalah baru. 

Manajer Kampanye Energi dan Perkotaan Eksekutif Nasional WALHI Dwi Sawung menilai persoalan ini tidak akan menyelesaikan pengelolaan sampah di Tangsel maupun Kota Serang. 

"Kalau saya lihat, ini tidak menyelesaikan persoalan pengelolaan sampah di Tangsel, hanya memindahkan masalah saja yang tadinya masalah di Tangsel di pindahkan ke Kota Serang," ujarnya saat dihubungi, Rabu 27 Januari 2022. 

Terlebih dikatakan Dwi, pengelolaan sampah di TPAS Cilowong Kota Serang masih menggunakan pengelolaan konvensional, tidak ada upaya pemindahan kompos dan upaya sanitasi renville yang benar. 

Baca Juga: Deal, Kota Serang Tampung Sampah dari Tangsel 400 Ton Perhari, Potensi Keuntungan Rp48 Milyar  

Baca Juga: Warga Pulomerak Geger Temukan Bayi Baru Lahir Dalam Bak Sampah Plastik 

"Permasalahan utamanya soal pengelolaan sampahnya sendiri di Tangsel tidak di selesaikan dan hanya dipindahkan ke Kota Serang agar tidak terlihat permasalahan saja di Tangsel," katanya. 

"Pasti ada masalah baru di TPAS di Kota Serang, hal ini sebenarnya bukan tanggungjawab Serang tapi Tangsel," tambah Dwi. 

Dituturkan Dwi, jika memang mau menampung sampah dari Tangsel, Kota Serang lebih baik memilah jenis sampah yang akan dikelola. 

"Misal sampah organik saja dan itu dikelola di tempatnya (TPAS Cilowong), kalau tidak seperti itu kasihan warga sekitarnya kebauan dan terancam juga jika longsor sampahnya," ujarnya. 

Baca Juga: Lahan Pertanian Berubah Fungsi jadi Perumahan, Drainase Rusak, Penyebab Banjir di Kabupaten Serang

Untuk itu Dwi menyarankan kepada Pemkot Serang harus memperbaiki manajemen pengelolaan sampah tersebut, agar tidak sekedar metode kumpul angkut buang saja. Akan tetapi bagaimana dapat dengan cepat mengelola sampah tersebut. 

"Ya harus dari sumbernya dulu bagaimana manajemen pengelolaan sampahnya, kalau hanya kumpul angkut buang sampai kapanpun tidak ada teknologi yang mampu mengelola model kumpul angkut buang," ujarnya. 

"Memang (sampah) dari awal harus dipilah dan dipisahkan baru setelah itu bisa dibuat kompos dan lainnya, ataupun pemulung atau sebagainya lebih gampang, serta tempatnya lebih mudah, jadi kalau dari kecil sudah di kelola dengan baik nanti lebih mudah daripada kalau sudah banyak apalagi sudah ratusan ton per hari," jelasnya. 

Dirinya mengatakan di dalam perjanjian kerjasama itu nantinya, Pemkot Tangsel harus ikut serta dalam tanggungjawab pengelolaan sampah tersebut dan tidak lepas tangan setelah mengirimkan sampah ke Kota Serang. 

Baca Juga: Barcelona Terancam Bangkrut, Utangnya Mencapai Rp20 Triliun

"Di dalam perjanjian itu kompensasi, pengelolaan sampahnya bagaimana di TPAS seperti apa, itu tidak bisa lepas tanggung jawab setelah sampahnya di kasih, tetapi harus ikut serta," imbuhnya. 

Dan dalam teknis pengangkutan sampah tersebut, Dwi Sawung mengungkapkan harus memenuhi standar operasional dan tentu sesuai dengan prosedur. Karena pengangkutan merupakan titik awal dari pengelolaan sampah. 

"Itu kan teknis yah, jika dari awal sudah benar pengangkutannya tidak akan menimbulkan bau. Dan sampah tidak boleh diangkut dengan bak terbuka, karena jika terkena air maka nanti akan mengeluarkan air lindi yang bau, seharusnya menggunakan alat angkut khusus pengangkut sampah," tuturnya. 

Terkait kompensasi, kata Dwi Sawung, harus benar-benar diberikan kepada masyarakat yang terdampak, karena mereka berhak mendapatkan kompensasi tersebut. 

Baca Juga: Tayang di Bioskop Trans TV Malam Ini, Film Point Break: Penyamaran Agen Muda FBI di Dunia Olahraga Ekstrem

"Kompensasi harus diberikan kepada warga yang terdampak, jangan lewat perantara lagi, akan tetapi langsung kepada masyarakat yang terdampak," tandasnya.***

Editor: Kiki


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah