Kendati telah berpulang, nama besar Verawaty Fajrin akan tetap dikenang dalam dunia bulutangkis Indonesia. Sederet prestasi telah dibukukan Vera semasa membela skuad Merah Putih.
Di nomor tunggal tunggal putri, mantan atlet kelahiran Jakarta, 1 Oktober 1957 ini menjuarai Kejuaraan Dunia 1980 di Jakarta. Dia menjadi juara usai di final mengalahkan rekannya, Ivana Lie, 11-1, 11-3.
Setahun sebelumnya, bersama Imelda Wigoena, Vera juga merenggut juara All England 1979 setelah menekuk Atsuko Tokuda/Mikiko Takada (Jepang) 15-3, 10-15, 15-5.
Mereka pun menjadi pasangan ganda putri kedua Indonesia yang sukses di All England setelah Minarni/Retno Kustiyah yang melakukannya pada 1968. Bersama Imelda pula, Vera merebut emas SEA Games Manila 1981.
Kemudian, bersama Imelda pula, Vera sukses merebut medali emas Asian Games VIII tahun 1978 di Bangkok. Mereka mengalahkan Chiu Yu Fang/Cheng Hui Ming (China) di babak final. Sebelumnya, mereka juga memenangi titel Denmark Terbuka 1978.
Baca Juga: Kecewa ke Praveen-Melati, Coach Nova Widianto Beri Sinyal Keluarkan PraMel dari Pelatnas PBSI
Di luar itu, masih banyak prestasi besar yang dicatat Vera. Bersama Eddy Hartono, Vera sebelumnya juga ikut mengantarkan Indonesia memboyong Piala Sudirman 1989.
Pasangan ganda campuran itu juga menjadi penentu kemenangan tim Garuda 3-2 atas Korea Selatan di final setelah mengatasi Park Joo-bong/Chung Myung-hee 18-13, 15-3.
“Turut berduka cita atas meninggalnya mbak Verawaty Fajrin, salah satu legenda bulutangkis Indonesia yang banyak menorehkan prestasi untuk tanah air Indonesia pada tahun 1980-an hingga 1990-an. Beliau meninggal setelah berjuang melawan penyakit kanker paru-paru bbrp bulan terakhir,” tulis admin @badmintan_talk.***