Dari semua kejuaraan bulutangkis beregu yang diikuti, Sigit mengaku, Thomas Cup 1998 yang memiliki kesan paling dikenang.
"Yang paling berkesan menurut saya waktu tahun 98. Tahun 98 di Indonesia ada kerusuhan. Ada tekanan yang begitu besar dari dalam dan luar lapangan,” kata Sigit.
Diketahui, Thomas Cup 1998 dihelat di Hong Kong pada 17-24 Mei 1998. Turnamen itu hanya berselang dua hari dari peristiwa kerusuhan Mei 1998 pada 13-15 Mei di Jakarta.
Kondisi kerusuhan Tanah Air menjadi mimpi buruk bagi seluruh warga Indonesia. Puncaknya, ketika Presiden Soeharto mundur dari jabatannya dan digantikan BJ Habibie.
Dalam suasana politik di Indonesia sedang memanas dan tidak stabil, skuad tim bulutangkis Indonesia harus berjuang mengharumkan nama bangsa.
Kondisi yang membuat dilema para skuad tim bulutangkis Indonesia. Namun, berkat perjuangan keras tim Indonesia, Piala Thomas berhasil dipertahankan dan dibawa pulang ke Tanah Air.
Indonesia mengalahkan Malaysia dengan skor 3-2 di babak final. Sigit yang berpasangan dengan Candra Wijaya menjadi penentu kemenangan Indonesia dengan mengalahkan Lee Wan Wah/Choong Tan Fook.