"Secara keseluruhan kita harus kerja keras. Apalagi Jerman dan Perancis juga tidak bisa dipandang sebelah mata,” sambung peraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992.
Sebagai pebulutangkis yang pernah ikut memberikan juara Uber Cup pada 1994 dan 1996, Susy memprediksi langkah Indonesia cukup berat.
Namun, momentum keberhasilan Greysia/Apriyani menjadi juara Olimpiade Tokyo 2020 bisa menjadi motivasi bagi tim Uber Cup Indonesia
“Karena kekuatan kita hanya ada di Greysia (Polii)/Apriyani (Rahayu). Sisanya fifty-fifty. Tujuannya lolos grup dulu," ujarnya.
Baca Juga: Head to Head Tim Bulutangkis Indonesia atas Lawannya di Thomas dan Uber Cup 2020
"Kemungkinan jadi juara grup agak berat. Di atas kertas, dengan Jepang kita kalah semua. Hanya Greys/Apri saja yang mungkin bisa nyolong. Yang lain kayanya agak berat,” sambung Susy.
Namun Susy berharap dengan posisi yang tak diunggulkan, para pemain muda ini bisa tampil all out dan tanpa beban.
“Ganda kedua kita masih butuh jam terbang. Untuk Fadia/Ribka masih kalah kelas. Tapi ini akan jadi pengalaman berharga buat mereka. Ganda kedua justru harus tampil tanpa beban,” ujar Susy.
Gregoria Mariska Tunjung yang menjadi unggulan tunggal putri, lanjut Susy harus bisa menampilkan permainan terbaiknya.