Greysia-Apriyani Juara Olimpiade Tokyo 2020, Penebusan Panjang dan Kisah Greysia yang Sudah Berfikir Pensiun

- 2 Agustus 2021, 13:36 WIB
Pemain bulutangkis ganda putri Greysia Polii.
Pemain bulutangkis ganda putri Greysia Polii. /Dok. PBSI

SERANG NEWS - Pasangan ganda putri Indonesia Greysia Polii/Apriyani Rahayu berhasi menjadi juara Olimpiade Tokyo 2020.

Gryesia/Apriyani menjadi juara Olimpiade Tokyo 2020 usai kalahkan wakil China Chen Qing Chen/Jia Yi Fan di babak final, di Mushashino Forest Plaza, Tokyo, Senin 2 Agustus 2021.

Juara tersebut menjadi penebusan panjang bagi Greysia Polii setelah 3 kali ikut serta dalam Olimpiade dan tragedi yang menimpanya. Mulai dari skandal Olimpiade London 2021 hingga kehilangan saudara laki-lakinya.

Termasuk cedera pasangan sebeluknya hingga berfikir untuk pensiun dini menjadi cerita dalam perjalanan Greysia Polii.

Baca Juga: Selamat Greysia-Apriyani Juara Badminton Olimpiade Tokyo 2020

Skandal London 2012 menjadi deretan keputusasaan Greysia ketika dia dan pasangannya Meiliana Jauhari didiskualifikasi di London 2012 bersama dengan pasangan China dan Korea karena tidak memberikan permainan terbaik di lapangan.

Sembilan tahun setelah London 2012, Polii dan Apriyani Rahayu melaju ke final ganda putri di Tokyo 2020.

Mereka menjadi pasangan ganda putri Indonesia pertama di final Olimpiade bahkan memenangkannya untuk menjadi juara.

Diskualifikasi di London 2012, pensiunnya pasangannya di Rio 2016 Nitya Krishinda Maheswari, operasi bahu dan kehilangan saudara laki-lakinya akhir tahun lalu adalah bola kurva yang dilemparkan kehidupan ke arahnya.

Baca Juga: Emas! Greysia-Apriyani Juara Bulutangkis Olimpiade Tokyo 2020, Netizen Ucapkan Selamat Berjamaah

Diskualifikasi di London 2012, kenang Greysia, membuatnya berada di jalur untuk tidak pernah menyerah pada mimpinya.

“Begitu banyak orang, bukan hanya saya, telah melalui kesulitan dan momen tak terlupakan juga. Saya kira Olimpiade London mengajari saya untuk tidak pernah menyerah pada impian Anda," katanya dikutip SerangNews.com dari laman resmi BWF, Senin 2 Agustus 2021.

"Dan saya tahu saya tidak hanya mengatakannya, saya ingin bersungguh-sungguh setiap hari dalam hidup saya. Saya benar-benar menjalani hari demi hari, itu hanya bonus dari Tuhan bahwa saya bisa berada di sini dan di final Olimpiade 2021," sambungnya.

Baca Juga: Dukung Greysia-Apriyani, Ini Jadwal Final Badminton Olimpiade Tokyo 2020 Ganda Putri, Senin 2 Agustus 2021

Periode pasca-Rio 2016 memunculkan masalah lain, karena pasangannya saat itu Nitya Krishinda Maheswari pensiun setelah cedera serius.

Greysia sempat berpikir untuk berhenti dari olahraga, tetapi pelatihnya Eng Hian dan keluarganya meyakinkannya untuk terus bermain.

Kemudian, hampir tiba-tiba, datanglah seorang rekan muda dan tangguh yang bisa memberinya kekuatan dari belakang dan memungkinkan dia untuk menciptakan permainan.

“Ini merupakan perjalanan panjang bagi saya. Begitulah cara Anda ingin menunggu dan bertahan. Dia bangkit entah dari mana, tiba-tiba di tahun 2017 ketika saya hendak pensiun usai Rio 2016."

Baca Juga: Gugur Melawan Chen Long di Olimpiade Tokyo 2020, Anthony Ginting Masih Berpeluang Raih Medali Perunggu

“Pada tahun 2017 saya berada di tim nasional dan akan berhenti ketika pasangan saya (Maheswari) cedera dan menjalani operasi, tetapi pelatih saya mengatakan tunggu sebentar dan bantu pemain muda untuk bangkit, dan dia datang. Dan kemudian kami memenangkan Korea Open dan Thailand Open dan begitulah cepatnya kami datang. Saya seperti, ya Tuhan, saya harus berlari selama empat tahun lagi," katanya setelah dipasangkan dengan Apriyani Rahayu.

Greysia mengaku tidak muda ladi. Tapi akhirnya dia terbangun dengan kedatangan Apriyani Rahayu.

“Ini luar biasa. Saya kira situasi dan kondisi di lapangan benar-benar ada pada kami. Pertandingan hari ini kami hanya ingin memberikan yang terbaik. Kami sudah kalah dan menang melawan pasangan ini, jadi kami tidak ingin memikirkan itu, kami hanya ingin mempersiapkan yang terbaik. Apa lagi yang bisa saya katakan?” ujarnya.

Baca Juga: Rekor dan Perjalanan Greysia-Apriyani Sampai Final Badminton Olimpiade Tokyo 2020

Apriyani memberikan energi yang tak terbatas dan penyedia dorongan bagi Gryesia di dalam dan luar lapangan.

“Aku terus memberi tahu Greysia, jangan berhenti, mainkan saja denganku. Dan saya diyakinkan oleh motivasinya, kerja kerasnya setiap hari, gritnya, dan keinginannya untuk menjadi juara," kata Apriyani.

Kemudian, ujian kembali menimpa Gryesia setelah kehilangan saudara laki-lakinya awal tahun 2019.

“Saya tahu ini sudah berbulan-bulan, tapi saya masih… di 2019 dia benar-benar tahu bahwa saya telah memberikan segalanya untuk bulu tangkis," katanya.

"Dia puas dengan pencapaian saya, tapi dia bilang 2020 adalah yang terakhir. Dia bilang kalian berdua hebat di lapangan," ujarnya.

"Saya ingin sebagai saudara, sebagai ayah, untuk memberi Anda semangat. Dia mengajari saya psikologi. Sampai Maret 2020. Olimpiade tidak terjadi tahun lalu, dan saya pikir dia akan menunggu saya sampai sekarang, tapi dia hanya ingin menunggu pernikahan saya. Dan kemudian ia pergi," sambung Greysia menceritakan.

“Kau tahu, kakak memberiku… aku tidak memiliki ayah sejak aku berusia dua tahun, dan dia seperti ayahku. Aku tahu dia puas dengan pencapaianku, tapi aku tahu dia ingin menunggu pernikahanku, sebagai adik perempuan. Dan kemudian ia pergi. Saya pikir saya akan memberikan yang terbaik dan saya tahu dia menikmatinya dari atas," cetusnya.

Selamat Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang telah mencatatkan sejarah baru bagi ganda putri Indonesia untuk pertama kalinya menjadi juara Olimpiade.***

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x