Network
SERANG NEWS - Ditengah Polemik European Super League (ESL), otoritas sepakbola Eropa (UEFA) secara resmi mengumumkan format baru Liga Champions.
Perubahan yang paling mendasar dari format baru Liga Champions ini adalah adanya penambahan jumlah peserta dari 32 menjadi 36 tim.
Format baru Liga Champions yang telah disetujui ini akan mulai berlaku pada musim panas 2024/2025.
Format baru Liga Champions ini, nantinya akan menghilangkan babak penyisihan grup dan menggantinya dengan sistem liga dimana semua tim akan berpartisipasi.
Dalam format baru Liga Champions ini, nantinya setiap klub yang berlaga akan menjalankan minimal 10 pertandingan melawan 10 tim yang berbeda (Lima pertandingan kandang, lima tandang).
Delapan tim teratas akan lolos secara otomatis ke babak sistem gugur, sementara tim yang finis di urutan kesembilan hingga ke-24 akan bersaing dalam play off untuk mengamankan tiket babak 16 besar.
Perubahan format serupa juga akan diterapkan ke UEFA Europa League (8 pertandingan di tahap liga) dan UEFA Europa Conference League (6 pertandingan di tahap liga).
Baca Juga: Kandaskan PS Sleman, Persib Bandung Lawan Persija Jakarta di Partai Final Piala Menpora 2021
Baca Juga: Dua Kali Ramadhan di Tengah Pandemi Covid-19, Gubernur Banten Sudah 8 Kali Perpanjang PSBB
Reformasi Liga Champioms ini datang setelah konsultasi ekstensif di seluruh keluarga sepak bola dan menerima dukungan bulat dari Dewan ECA dan Komite Kompetisi Klub UEFA.
Perubahan yang dibuat dirancang untuk mengamankan masa depan positif sepak bola Eropa di setiap level dan memenuhi kebutuhan semua pemangku kepentingan yang terus berkembang.
Presiden UEFA Aleksander Ceferin, mengatakan, format baru Liga Champions ini untuk mendukung status dan masa depan permainan liga domestik di seluruh Eropa.
"Ini mempertahankan prinsip bahwa kinerja domestik harus menjadi kunci untuk kualifikasi dan menegaskan kembali prinsip-prinsip solidaritas melalui permainan dan persaingan terbuka," ujarnya.
Format yang berkembang ini akan tetap menghidupkan impian tim manapun di Eropa untuk berpartisipasi Liga Champions berdasarkan hasil di liga domestik.
"Sepak bola adalah harta sosial dan budaya, diperkaya dengan nilai-nilai, tradisi, dan emosi yang dibagikan di seluruh benua kami," ujarnya.***
