Profil Kento Momota dari Skandal Judi hingga Menjadi Pebulutangkis Nomor 1 Dunia dan Tersukses di Jepang

1 September 2021, 19:22 WIB
Pebulutangkis nomor 1 dunia asal Jepang Kento Momota. /Instagram/ @momota_kento

SERANG NEWS - Pebulutangkis nomor satu dunia, Kento Momota genap berusia 27 tahun pada 1 September 2021.

Moment kebahagiaan ulang tahun ke-27 tahun pebulutangkis asal Jepang ini dibagikan langsung oleh Kento Momota melalui akun Instagramnya.

Dalam unggahan di Instagramnya, Kento Momota membagikan kue ulang tahun dengan desain bulutangkis.

"Terima kasih atas semua ucapan selamat. Banyak hal yang harus dilakukan dan aku bisa didukung oleh orang-orang di sekelilingku, dan aku bisa menyambut ulang tahunku hari ini," tulis Kento Momota yang dikutip SerangNews.com dari Instagram @momota_kento, Rabu, 1 September 2021.

Baca Juga: Profil Dick Sudirman, Legenda Bulutangkis Indonesia yang Namanya Diabadikan sebagai Piala Sudirman

Kento Momota juga menyampaikan terima kasihnya kepada para pecinta bulutangkis yang selama ini mendukunya dalam setiap kejuaraan badminton.

"Jangan lupa rasanya menikmati badminton, terima kasih atas lingkungannya, percaya diri dan bekerja keras. Terima kasih atas dukungannya," tulisnya lebih lenjut.

Pebulutangkis kelahiran Kagawa, Jepang, 1 September 1994 ini, dikenal dengan gerakan-gerakan eksplosif dan gaya bermain yang tidak terduga.

Baca Juga: Ada Pengantin Emas Susy Susanti dan Alan Budikusuma, Ini 12 Altet Bulutangkis Indonesia Jadi Suami Istri

Capaiannya dalam kejuaraan bulutangski sangat mentereng. Ia sudah mengoleksi 33 gelar kejuaraan bulutangkis dunia dalam perjalanan karirnya.

Momota memenangkan semua pertandingan saat Jepang meraih gelar Piala Thomas pada tahun 2014. Ia bermain sebagai tunggal putra kedua bersama Kenichi Tago.

Ia juga tercatat sebagai pebulutangkis Jepang pertama yang berhasil menjuarai Singapura Terbuka. Kemenangan itu menjadikannya pemain Jepang pertama yang berhasil meraih gelar Super Series di nomor tunggal putra.

Piala Sudirman 2015, Momota mengulangi lagi prestasi di Piala Thomas untuk membantu Jepang meraih runner-up. Kemudian, ia membuat sejarah di Kejuaraan Dunia BWF 2015 yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta.

Baca Juga: Rangking Satu Tunggal Putri Bulu Tangkis Tai Tzu Ying Jalani Kursus Bahasa Inggris untuk Layani Fans

Pencapaiannya dalam turnamen ini membuat dia menjadi pemain Jepang pertama yang meraih medali di nomor tunggal putra dalam kejuaraan dunia.

Dalam Indonesia Terbuka 2015, di Istora Senayan, Momota menjadi menjadi juara dengan mengalahkan pebulutangkis Denmark, Jan O. Jorgensen,

Selain itu, Momota adalah pemenang BWF World Super Series Final edisi 2015 di Dubai. Dia berpartisipasi di Asian Games 2014 di Incheon, serta Kejuaraan Bulu Tangkis Asia 2016 di Hyderabad, India.

Potret Kento Momota, Atlet terbaik Jepang sepanjang masa.

Kontoversi Kasus Perjudian

Kendati memiliki prestasi yang cukup gemilang, Kento Momota tak lepas dari kasus kontorversi hingga membuatnya dihukum tidak bisa ikut serta dalam mewakili Jepang untuk Olimpiade 2016.

Kasus itu terjadi karena dirinya terlibat dalam kasus perjudian ilegal. Kejadian ini terjadi pada 7 April 2016.

Kento Momota mengaku telah mengunjungi kasino di Tokyo setelah staf kasino tersebut melaporkannya sering datang ke tempat tersebut untuk berjudi.

Baca Juga: Lewati Lee Chong Wei, Kento Momota Cetak Rekor Juara Terbanyak Bulu Tangkis Tunggal 2019

Laporan tersebut kemudian masuk ke rapat dewan bulutangkis Jepang. Hasilnya, ia terbukti berjudi sebanyak 0,5 juta yen selama 6 kunjungannya ke kasino tersebut.

Selain Momota, kasus itu juga menjerat rekan setimnya, Kenichi Tago, yang menghabiskan 10 juta yen dalam 60 kunjungannya ke berbagai kasino.

Kala itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Bulutangkis Jepang Kinji Zeniya, mengatakan, tidak mungkin Momota berpartisipasi dalam Olimpiade 2016 karena telah melakukan tindakan perjudian.

Setelah menerima hukuman itu, Kento Momota kembali ke lapangan bulutangkis dan membuktikan diri tetap menjadi yang terbaik. Dan kini, ia masih tetap duduk sebagai peringkat satu dunia.

Sayangnya, ketika bertanding kembali di Olimpiade Tokyo 2020 di Tokyo, ia secara mengejutkan harus gugur lebih awal di babak penyisihan grup.***

Editor: Ken Supriyono

Tags

Terkini

Terpopuler