Situs Batu Goong dan Citaman, Peninggalan Masa Prasejarah di Banten yang Menjadi Tempat Wisata  

- 31 Oktober 2020, 09:06 WIB
Situs Batu Goong - Citaman di Bukit Kadu Guling, Desa Sukasari, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang.
Situs Batu Goong - Citaman di Bukit Kadu Guling, Desa Sukasari, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang. /Serangnews.com

 

 

SERANGNEWS.COMProvinsi Banten pernah melintasi zaman pra sejarah atau megalitik. Jejaknya  pun banyak tersaji sebagai warisan budaya. Salah satunya, Situs Batu Goong-Citaman

Inilah situs zaman prasejarah atau megalitik di lereng Gunung Pulosari, atau Bukit Kadu Guling, Desa Sukasari, Kecamatan Menes, Kabupaten Pandeglang yang kini jadi objek wisata pemandian.

Memasuki kampung lokasi situs zaman prasejarah ini, pengunjung akan dimanjakan rimbunnya tumbuhan di area situs yang berlokasi tepat di. Bahkan tumbuhan itu cukup memberi keteduhan.

Baca Juga: Striker PSG Neymar Absen Akibat Cidera hingga Pertengahan November

Memang butuh energi tambahan mendaki jalan tanpa aspal. Jaraknya sekira 500 meter, dengan waktu tempuh tak lebih dari 15 menit dari jalan utama.

Situs Batu Goong-Citaman adalah dua situs dalam satu kawasan. Batu Goong ini sebuah menhir terbungkus kain putih sebagai pusat. Batu ini dikeliling oleh batu-batu lain yang membentuk formasi temu gelang.

Sementara, batu-batu yang mengelilingi menhir berbentuk gamelan atau gong dan batu pelingging. Juga, sebuah batu yang berbentuk layaknya meja.

“Konon dulunya sebagai tempat pemujaan kepada arwah leluhur,” kata Pamong Budaya BPCB Banten Yanuar Mandiri. Sebelum melakukan ritual, biasanya akan dilakukan penyucian diri pada situs kolam yang dikenal dengan nama Citaman.

Oleh karena itu, Situs Batu Goong dengan Kolam Citaman yang berjarak sekira 500-an meter tidak dapat dipisahkan.

Baca Juga: Mantan Ketua DPW PPP Banten dan Watimpres Jokowi Masuk Bursa Calon Ketum PPP

Pada masanya, dari Batu Goong ke Citaman ada semacam punden atau struktur taman berundak. Hanya saja, proses alam selama ribuan tahun membuat struktur tersebut mengalami degradasi. Kini, hanya sebagian kecil sisa-sisanya punden yang masih tampak tak jelas.

Meski dibangun orang-orang pada zaman prasejarah atau megalitik, Situs Batu Goong-Citaman kefungsiaannya berlanjut hingga zaman klasik (Hindu-Budha). Tak jauh beda, situs yang usianya diperkirakan mencapai empat ribu tahun sebelum Masehi ini juga menjadi tempat peribadatan.

Panjangnya temuan situs ini membuat berkembang cerita sejarah lisan masyarakat sekitar. Ada yang menyebut, Batu Goong difungsikan tempat berkumpulnya atau musyawarah pemuka agama melakukan keputusan resmi.

Pemimpin rapat duduk di tengah, dan setiap ada keputusan dipukul batu yang bentuknya mirip gamelan.

Aroma mistik dan mitologi di lokasi situs kerap didengar warga sekitar. Cerita itu menjadi khasanah kebudayaan lokal. Terlebih, oral sejarah sudah berkembang sejak zama dahulu kala di Nusantara.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Dikabarkan Sudah Kembali Negatif Dari Covid-19

Tak heran, sebagian besar tradisi zaman prasejarah, Hindu-Budha dan akulturasi Islam masih banyak ditemukan. Termasuk budaya cocok tanam yang disebut sebagai peninggalan prasejarah.

Situs Citaman menjadi bukti warisan yang ditinggalkan bercocok tanam zaman megalitik. Di area lereng Gunung Pulosari ini sangat melimpah ruah air dari sumbernya di Kolam Citaman.

Situs Pemandian Citaman di Lereng Gunung Pulosasi Pandeglang.
Situs Pemandian Citaman di Lereng Gunung Pulosasi Pandeglang. Serang News

Seperti kekhasan situs prasejarah yang berupa bebatuan, pada kolam air yang luasnya mencapai 350 meter persegi itu banyak dijumpai jenis bebatuan. Mulai batu-batu berlobang, batu lumpang, batu dakon, batu bergores, pecahan batu pipisan, pecahan alu, dan pecahan keramik asing.

Kolam Citaman terbagi dua bagian. Informasinya, satu bagian digunakan khusus kaum pria, dan lainnya untuk kaum wanita. Dalam tradisi megalitik hingga klasik, kolam Citaman diduga dipakai sebagai tempat awal menyucikan diri sebelum upacara berlangsung. “Pusat ritualnya di tempat batu Goong berada,” kata Yanuar.

Baca Juga: PUBG Mobile Hentikan Akses untuk Pengguna Mulai Hari Ini

Baca Juga: Kecam Presiden Macron, KAHMI Serukan Boikot Produk Buatan Prancis

Kini tak hanya urusan ritual pemujaan, banyak masyarakat yang memfungsikan tempat tersebut untuk berwisata. Airnya yang jernih begitu menggoda untuk diarungi. Apalagi panorama alamnya yang alami, rasanya tak afdol tanpa ritual swafoto.

Situs Batu Goong-Citaman tidak bisa dipisahkan dari peninggalan megalitik di sekitar Gunung Pulosari lain. Misalnya arca Sangyang Heuleut dan Sangyang Dengdek yang jaraknya 4 kilometer dari Goong-Citaman.

Lainnya, Situs Cihunjuran di tepi bukit Pulosari, Desa Cikoneng, Mandalawangi. Situs ini memiliki karakter yang sama dengan Situs Batu Goong-Citaman. Kemudian, Situs Batu Ranjang di Kampung Batu Ranjang, Desa Batu Ranjang, dan Batu Tumbung di Kampung Cidaresi, Desa Palanyar, Kecamatan Cipeucang. Temuan-temuan situs megalitik ini membuktikan adanya peradaban Banten sejak ribuan tahun lalu. ***

Editor: Ken Supriyono


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x