Network
SERANG NEWS - Bak Kisah Nyata Film Cyber Hell Benaran Kejadian di Korea Selatan, Begini Kisah Kejahatan Seksual di Telegram.
Cyber Hell merupakan film dokumenter yang kisahnya diangkat dari kisah nyata kasus pelecehan seksual di Korea Selatan.
Film Cyber Hell ini menceritakan tentang bahaya nyata dunia maya yang perlu kita waspadai. Begini cerita singkatnya.
Puluhan remaja dan anak dibawah umur diancam untuk membuat konten pornografi.
Dalam film ini, segala bentuk kejahatan pelecehan seksual oleh pelaku diekspose dalam chanel aplikasi media sosial telegram yang memiliki kurang lebih 9000 anggota dan 19.000 tautan telah disebar.
Mirisnya, kejahatan eksploitasi remaja sampai anak di bawah umur ini awalnya hanya dianggap sebagai eksposing video dewasa seperti pada umumnya oleh publik.
Bahkan Kim Wan salah satu jurnalis yang mengangkat kisah film Cyber Hell ke media sempat diancam dan akhirnya beberapa jurnalis yang lain menyerah atas kasus ini.
Bahkan, kanal milik pelaku makin ramai didatangi pengguna lain sejak artikel di terbitkan.
Baca Juga: Srimulat Hil Jadi Film Komedi Terlucu 2022, Ini Deretan Film Komedi di Indonesia
Modus yang dilakukan beragam, ada yang memasang iklan lowongan pekerjaan, lalu verifikasi KTP dan foto tubuh untuk mendaftar, lalu data diri yang didapat digunakan untuk mengancam korban.
Ada pula yang tiba-tiba mengirim pesan seolah-olah memberitahu kita bahwa foto pribadi kita disalahgunakan oleh orang lain.
Setelah kita mengkonfirmasi bahwa benar yang ada dalam foto tersebut adalah kita, maka selanjutnya ia mengancam akan menyalahgunakannya jika si korban tak mau menuruti perintah dari pelaku untuk menyetorkan foto beserta video tak lazim sesuai permintaan dan arahan pelaku.
Jika korban tak menurut, maka foto dan video tak senonoh itu akan diupload di satu chanel yang diduga milik Baksa, beserta data pribadi dan alamat lengkap serta alamat sekolah, dan nama orangtua korban di chanel tersebut.
Lalu memprovokasikan pengguna lain yang bergabung di chanel tersebut untuk berbuat sesuka hati pada korbannya yang ia beri nama "budak baksa"
Foto dan video yang diunggah di chanel pun memiliki watermark "budak baksa" sebagai tanda kepemilikan.
Yang mengejutkan, para budak baksa akan selalu menuruti keinginan Baksa walau perintah tersebut tak dapat dipahami dan diluar nalar seperti yang di jelaskan pada film dokumenter Cyber Hell.
70-80 ruang obrolan dibuat oleh baksa dan beberapa diantaranya merupakan berbayar.
Terlepas dari baksa, ternyata ada pelaku lain yang lebih dulu berlaku seperti ini dengan nama chanel NTH Room yang diduga milik pengguna bernama Godgod yang sudah tak beroprasi lagi saat itu.
Pertarungan sengit antara Baksa versus jurnalis, perusahaan media SBS dan JTBC, serta kepolisian di Korea terbilang sangat tak diduga-duga, Baksa seperti memiliki kuasa penuh atas budak-budaknya.
Setelah ditelusuri, Baksa juga terlibat banyak kejahatan lain sebelumnya seperti pengedaran narkoba dan transaksi ilegal.
Dari tertangkapnya Baksa, Godgod yang telah lama menghilang kembali eksis dan akhirnya tertangkap.
Baca Juga: Film Horor Terlaris Sepanjang Masa, KKN Di Desa Penari Tembus 6 Juta Penonton
Kronologi tertangkapnya Godgod oleh kepolisian dan tim peretas Korea sangat mengagumkan dan pantas diacungi jempol.
Film dokumenter produksi Netflix ini mengajarkan pada para penontonnya untuk tak mudah terpancing iming-iming yang beredar di internet bagi wanita khususnya. Agar tak ada lagi kejadian serupa di negara manapun.
Bagi yang belum nonton atau ingin rewind kembali kisah Cyber Hell, kalian bisa menonton versi lengkapnya di Netflix. ***
