Modus yang dilakukan beragam, ada yang memasang iklan lowongan pekerjaan, lalu verifikasi KTP dan foto tubuh untuk mendaftar, lalu data diri yang didapat digunakan untuk mengancam korban.
Ada pula yang tiba-tiba mengirim pesan seolah-olah memberitahu kita bahwa foto pribadi kita disalahgunakan oleh orang lain.
Setelah kita mengkonfirmasi bahwa benar yang ada dalam foto tersebut adalah kita, maka selanjutnya ia mengancam akan menyalahgunakannya jika si korban tak mau menuruti perintah dari pelaku untuk menyetorkan foto beserta video tak lazim sesuai permintaan dan arahan pelaku.
Jika korban tak menurut, maka foto dan video tak senonoh itu akan diupload di satu chanel yang diduga milik Baksa, beserta data pribadi dan alamat lengkap serta alamat sekolah, dan nama orangtua korban di chanel tersebut.
Lalu memprovokasikan pengguna lain yang bergabung di chanel tersebut untuk berbuat sesuka hati pada korbannya yang ia beri nama "budak baksa"
Foto dan video yang diunggah di chanel pun memiliki watermark "budak baksa" sebagai tanda kepemilikan.
Yang mengejutkan, para budak baksa akan selalu menuruti keinginan Baksa walau perintah tersebut tak dapat dipahami dan diluar nalar seperti yang di jelaskan pada film dokumenter Cyber Hell.
70-80 ruang obrolan dibuat oleh baksa dan beberapa diantaranya merupakan berbayar.