Jika nilai anak menurun, pertimbangkan apakah perubahan tersebut mungkin terkait dengan stres atau tidaknya. Anak yang merasa stres seringkali murung. Ia akan lebih sensitif pada segala hal yang berkaitan dengan dirinya. Bila di sekolah ia sering terlibat perseteruan, bisa jadi itu juga tanda dirinya benar-benar stres.
3. Adanya perubahan sosialisasi
Stres kemungkinan akan mengubah kebiasaan sosial anak. Isolasi sosial bisa menjadi tanda anak sedang berjuang melawan stres. Menghabiskan lebih banyak waktu di kamarnya atau kurang nya minat untuk berbicara dengan teman bisa berarti anak mengalami kesulitan yang tidak bisa diucapkan melalui kata-kata.
4. Perubahan perilaku negatif
Masalah perilaku sering terjadi ketika seorang anak stres, seperti bolos sekolah, sering tidak patuh, hingga berbicara secara kasar. Namun jangan mentolerir perilaku negatif hanya karena anak sedang stres.
Baca Juga: Daun Sirsak Bisa Dijadikan Ramuan Herbal Darah Tinggi, Begini Penjelasan dr Zaidul Akbar
Sebagai orang tua, cobalah untuk lebih banyak berbicara dan ajak anak mengobrol lebih banyak. Dengan saling berbicara, mungkin saja anak akan lebih terbuka dan tahu cara penanganan yang baik.
5. Rasa khawatir yang berlebihan
Kekhawatiran terhadap nilai akademik, kekhawatiran tidak memiliki teman yang membuatnya akan dirundung dan khawatir orang memandangnya bukan sebagai anak yang baik. Jika anak mengungkapkan lebih banyak kekhawatiran dari biasanya, itu bisa jadi karena stres yang dialaminya.
Itulah tanda-tanda bahwa anak sedang mengalami stres, seringkali anak-anak tidak dapat mengungkapkan bahwa dirinya sedang mengalami stres atau permasalahan lainya.