Profil Pelita Air Service, Maskapai Milik PT Pertamina yang Kabarnya Bakal Gantikan Garuda Indonesia

21 Oktober 2021, 22:01 WIB
Maskapai Pelita Air ATR 42-500 /Tangkapan layar website/pelita-air.com//

SERANG NEWS- Inilah profil PT Pelita Air Service (PAS), maskapai penerbangan milik PT Pertamina (Persero) yang kabarnya bakal melayani penerbangan berjadwal menggantikan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA).

Maskapai Pelita Air sendiri dipimpin Albert Burhan sebagai Direktur Utama merupakan pesawat carter berpengalaman di sektor gas dan oil serta government special mission.

Pada era Albert, Pelita Air mengajukan izin penerbangan berjadwal ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

Dengan adanya pengajuan izin tersebut, maskapai Pelita Air santer bakal menjadi pengganti dan menggambil alih penerbangan domestik Garuda Indonesia.

Baca Juga: Profil dan Biodata Afi Ahmad Ridlo, Santri Jawa Timur yang Jadi Menag Sehari di Hari Santri Nasional 2021

Lalu siapa Pelita Air yang kabarnya bakal menggantikan maskapai Garuda Indonesia.

Dikutip SerangNews.com dari website resminya, pendirian Pelita Air berawal dari kebutuhan Pertamina untuk mendukung kegiatan eksplorasi, eksploitasi, kargo, serta transportasi migas dan/atau personel.

Awal beroperasi yakni pada tahun 1963, dimana Pertamina membuat departemen layanan udara yang disebut Pertamina Air Service.

Namun pada 1970 atau 7 tahun setelahnya, Pertamina menutup departemen layanan udara dan sebagai gantinya mendirikan PT Pelita Air Service (PAS) yang merupakan anak perusahaan otonom untuk menyediakan operasi penerbangan berkelanjutan.

Baca Juga: Profil Miss World Lavanya Sivaji yang Dibully Netizen Indonesia karena Klaim Batik Budaya Malaysia

Seiring berkembangnya waktu, maskapai ini kemudian diberi misi melakukan operasi penerbangan untuk melayani dan mengkoordinasikan operasi penerbangan secara ekonomis dalam industri migas di Indonesia melalui penerbangan charter dan kegiatan terkait.

Termasuk kegiatan transmigrasi, pemadam kebakaran, pengungsi, palang merah, tumpahan minyak, foto udara, transportasi kargo.

Tak hanya itu, layanan Pelita Air diperluas ke penerbangan untuk VVIP, lepas pantai, evakuasi medis, operasi seismik, survei geologi, helirig, pilot helikopter untuk disewa, dukungan dan pelatihan.

Pada 2000 sampai 2005, Pelita Air pernah mencoba berbisnis penerbangan reguler untuk banyak rute.

Baca Juga: Profil 4 Menpora Era SBY-Jokowi Jadi Bahan Tertawaan: Lupa Lirik Indonesia Raya, Korupsi, Tak Kenal Fajar/Rian

Namun akhirnya penerbangan regulernya ditutup pada 2005. Hal itu lantaran agar lebih fokus pada bisnis utamanya, Pelita Air memutuskan untuk berkonsentrasi pada charter penerbangan udara.

Pelita Air Service memiliki anak usaha di bidang pemeliharaan dan perbaikan pesawat, yakni PT IndoPelita Aircraft Services.

Pelita Air juga memiliki lapangan terbang secara eksklusif di Pondok Cabe, Jakarta Selatan, yang terdiri dari hanggar, gudang dan landasan pacu sepanjang 2.000 meter.

Pelita Air Service mengoperasikan beberapa armada antara lain pesawat rotary wing dan fixed wing untuk melewati seluruh medan Indonesia.

Di antaranya, ATR 42-500, ATR 72-500, CASA 212-200, AT 802, Bell 412 EP, Bolkow NBO-105, Sikorsky S76 C++, Sikorsky S76-A, Bell 430.***

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler