Google Doodle Hari Ini, Ulang Tahun Go Tik Swan, Pelopor Batik Indonesia

- 11 Mei 2021, 06:25 WIB
Google Doodle hari ini
Google Doodle hari ini /Tangkap layar/Google

SERANG NEWS - Go Tik Swan atau K.R.T. Hardjonagoro muncul sebagai tema Google Doodle hari ini, Selasa 11 Mei 2021.

Go Tom Swan merupakan seorang budayawan dan sastrawan Indonesia yang menetap di Surakarta.

Tanggal 11 Mei sendiri menjadi hari kelahiran Go Tik Swan pada tahun 1931 silam. Ia wafat pada 5 November 2006 lalu.

Baca Juga: Mengaku Sering Dicerca Tanpa Alasan, Mahfud MD Tetap Doakan Ustaz Tengku Zulkarnain

Go Tik Swan dilahirkan sebagai putra sulung keluarga Tionghoa yang termasuk golongan Cabang Atas atau priyayi Tionghoa di kota Solo (Surakarta).

Ia sering mengunjungi bengkel batik kakeknya, di mana dia menyerap pengetahuan budaya Jawa dari pengrajin lokal.

Terpesona oleh leluhurnya, Swan mengeksplorasi lebih jauh warisannya dengan mempelajari sastra dan tari Jawa di Universitas Indonesia.

Baca Juga: Kabar Duka, Ruben Onsu Sampaikan Sapri Pantun Meninggal Dunia

Dalam salah satu pertunjukan tari kampusnya, presiden Indonesia Sukarno mengetahui latar belakang keluarga Swan dalam pembuatan batik dan menugaskannya untuk membuat gaya batik baru yang ia yakini dapat mengatasi perpecahan dan mempersatukan bangsa Indonesia.

Pada 1950-an, Swan memenuhi permintaan presiden dengan memadukan teknik batik daerah untuk memperkenalkan 'Batik Indonesia'.

Pola-pola batik langka yang tadinya tidak dikenal umum maupun pola-pola tradisional lain digalinya dan dikembangkannya tanpa menghilangkan ciri dan maknanya.

Baca Juga: IKA Unpad Komda Banten Salurkan Sembako untuk Yatim, Dhuafa dan Santri Salafi

Pola yang sudah dikembangkan itu diberinya warna-warna baru yang cerah, bukan hanya coklat, biru dan putih kekuningan seperti yang lazim dijumpai pada batik Solo-Yogya. Lahirlah yang disebut 'Batik Indonesia'.

Saat itu warna-warna cerah cuma dipakai pada batik Pekalongan, tetapi motif batik Pekalongan kebanyakan buketan (karangan bunga aneka warna) yang berbeda sekali dari motif batik Vorstenlanden (Solo dan Yogya) yang biasanya sarat makna.

Pengagungan yang tinggi terhadap hasil karyanya yang sangat disayangi oleh Swan, sehingga setiap helai batik memiliki makna filosofis.

Baca Juga: Eks Menteri Agama Beberkan Alasan Larangan Mudik Banyak Dilanggar, Ini Sebabnya

Bahkan mengembangkan motif pada tahun 70-an berjudul Kembang Bangah sebagai surat cinta atas jati dirinya.

Selain seorang ahli dalam budaya Jawa, ia juga seorang ahli keris (tradisi keris upacara Jawa kuno) dan pemain gamelan yang terampil (bentuk orkestra populer dari musik tradisional Indonesia).

Dia mengembalikan begitu banyak warisannya, pemerintah Surakarta menghormatinya dengan gelar bangsawan Panembahan Hardjonegoro.***

Editor: Kiki

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah