SERANG NEWS – Wasekjend Demokrat Ossy Dermawan membandingkan kritik di masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Ossy yang juga mantan ajudan Pribadi SBY itu menilai pemimpin harus siap menerima kritik dari masyarakat sebagai obat.
“Pemimpin harus mau mendengar keluh kesah rakyatnya. Kritik rakyat adalah “obat” agar negara dan pemerintah selalu waspada & tidak salah,” tulis Ossy melalui akun Twitter @OssyDermawan yang terpantau SerangNews.com.
Ossy juga menyindir Jubir Presiden Jokowi Fadjroel Rachman yang saat mengkitik SBY. Sindiran itu disampaikan Ossy dengan menautkan cuitan Fadjroel pada 2014.
“Ini contoh kritik yang bernada fitnah (“bagi2 uang utk SBY-Boediono”) namun tidak pernah dipermasalahkan aparat penegak hukum saat itu,” tulis Ossy dalam cuitannya.
Dalam cuitan Fadjroel pada 10 September 2014 silam itu tertulis kritik Fadjroel yang ditunjukkan kepada SBY. Kritik itu terkait penilaian Fadjroel menyoal hutang negara.
“Januari 2014, utang pemerintah Indonesia Rp2.465,45 triliun. Ngotot beli pesawat, mercy, bagi2 uang utk SBY-Boediono. Kita bangsa apa?” demikian tertulis dalam cuitan Fadjroel yang kembali ditautkan Ossy dalam cuitannya.
Pemimpin harus mau mendengar keluh kesah rakyatnya. Kritik rakyat adalah “obat” agar negara dan pemerintah selalu waspada & tidak salah.
Ini contoh kritik yang bernada fitnah (“bagi2 uang utk SBY-Boediono”) namun tidak pernah dipermasalahkan aparat penegak hukum saat itu. pic.twitter.com/1RTSGPTj0A— Ossy Dermawan (@OssyDermawan) February 13, 2021
Belakangan isu soal kritik memang sedang mencuat ke publik. Hal ini menyusul pernyataan Presiden Jokowi saat berpidato di Peluncuran Laporan Tahunan Ombudsman RI Tahun 2020, Senin 8 Februari 2021.
Presiden Jokowi meminta masyarakat lebih aktif menyampaikan kritik terhadap kinerja pemerintah.