China Ancam Amerika Serikat yang Bela Taiwan, 'Perang Dunia 3' Bisa Pecah

11 Oktober 2021, 08:43 WIB
China dan Taiwan bisa jadi lokasi terjadinya perang dunia ketiga, 148 pesawat China masuki wilayah udara Taiwan / / Taiwan News)

SERANG NEWS - China sudah mengeluarkan ancaman akan 'menyerang kapan saja' terhadap pasukan Amerika Serikat (AS) di Taiwan.

Hal itu memicu kekhawatiran akan pecahnya perang dunia 3. Wilayah udara Taiwan telah dikunjungi ratusan kali oleh pesawat tempur China sebagai bagian dari latihan besar.

Presiden Xi Jinping telah berjanji 'penyatuan kembali (reunifikasi)'. Sementara, pasukan AS sedang melatih pasukan di Taiwan.

Baca Juga: China vs Taiwan Semakin Tegang, Berikut Perbandingan Kekuatan Militernya

Di lain sisi, AS telah berjanji untuk membela Taiwan dan kemerdekaannya. Tetapi Amerika akan menghadapi pilihan risiko konflik.

Taiwan sendiri menegaskan bahwa mereka adalah negara merdeka setelah berpisah dari daratan China pada tahun 1949 silam.

Dikutip dari Mirror, salah satu surat kabar terkemuka China, The Global Times, telah mengeluarkan peringatan mengerikan kepada AS.

Baca Juga: Rusia Serius Bikin Armada Arktik untuk Jaga Kepentingan di Kutub Utara, Ini Kata Pentagon

Ia mengklaim pasukan khusus AS yang beroperasi di Taiwan sama saja dengan 'invasi' ke daratan China.

Dan itu memperingatkan 'begitu perang pecah di Selat Taiwan, personel militer AS itu akan menjadi yang pertama dihilangkan'.

"Daratan memiliki hak untuk melakukan serangan militer terhadap mereka kapan saja," kata editorial yang diterbitkan pada hari Jumat 8 Oktober 2021 lalu itu.

Baca Juga: Yunani Beli Rudal Spike NLOS dari Israel untuk Lawan Turki di Laut Mediterania Timur

Disampaikan, AS menghadapi kerugian jika memutuskan untuk membela Taiwan dan mengejek Washington atas kegagalannya di Afghanistan.

"Kita harus memberi tahu mereka bahwa mereka bermain api untuk memprovokasi perang dan konsekuensi yang akan ditimbulkan tindakan mereka tidak tertahankan bagi AS dan Taiwan," ujarnya.

"Kita harus membuat Washington mengerti bahwa itu memainkan permainan berbahaya yang ditakdirkan untuk menembak dirinya sendiri dan itu mempertaruhkan nyawa tentara muda AS," tambahnya.

Baca Juga: Pesawat Perang Elektronik J-16D China Terlihat di Dekat Taiwan

Editorial Presiden Xi menggambarkan serangan militer di Taiwan sebagai 'pilihan yang semakin realistis'.

Disampaikan juga bahwa kehadiran AS akan 'mempercepat' potensi aksi militer China terhadap Taiwan karena hanya 'memperkuat tekad daratan untuk mewujudkan reunifikasi dengan kekuatan'.

Meskipun, Presiden China Xi berjanji untuk memastikan 'penyatuan kembali' dengan Taiwan tanpa menyebutkan penggunaan kekuatan.

Baca Juga: Militer Indonesia Tempati Rangking 16 Dunia, Berikut Update Kekuatan di Darat, Laut dan Udara

Berbicara di Balai Besar Rakyat Beijing pada hari Sabtu, Xi mengatakan China memiliki 'tradisi mulia' untuk mengalahkan siapa pun yang dianggapnya sebagai separatis.

"Separatisme kemerdekaan Taiwan adalah hambatan terbesar untuk mencapai penyatuan kembali tanah air, dan bahaya tersembunyi paling serius bagi peremajaan nasional," kata Xi Jinping.

Xi melanjutkan reunifikasi melalui cara damai adalah yang paling sejalan dengan kepentingan keseluruhan bangsa China, termasuk rekan senegaranya Taiwan.

Baca Juga: Prabowo Mau Beli Sukhoi Su-35 Rusia, Amerika Tawarkan Jet Temput F-15 Eagle II, Mana Lembih Unggul?

“Tidak ada yang boleh meremehkan tekad, kemauan, dan kemampuan kuat rakyat Tiongkok untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial," tuturnya.

"Tugas sejarah penyatuan kembali ibu pertiwi harus dipenuhi, dan pasti akan dipenuhi," tambahnya.

Dia memberikan nada yang lebih terukur daripada janjinya sebelumnya untuk menghancurkan setiap upaya Taiwan untuk memenangkan kemerdekaan dengan menggunakan kekuatan.

Baca Juga: Kartunis Nabi Muhammad Asal Swedia Lars Vilks Dikabarkan Tewas, Usai Mobilnya Bertabrakan dengan Truk

Sementara, Pemimpin Taiwan Su Tseng-chang, menyalahkan China karena mengobarkan ketegangan.

"Inilah sebabnya negara-negara yang percaya pada kebebasan, demokrasi dan hak asasi manusia, dan berdasarkan nilai-nilai bersama, semuanya bekerja sama dan telah berulang kali memperingatkan bahwa China tidak boleh menyerang Taiwan," katanya.***

Editor: Masykur Ridlo

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler