Afrika Selatan Rusuh, 72 Orang Dilaporkan Tewas Pasca Penangkapan Zuma

14 Juli 2021, 11:58 WIB
Kerusuhan di Afrika Selatan /Aljazeera

SERANG NEWS - Sebanyak 72 orang dilaporkan tewas dalam kerusuhan dan penjarahan yang terjadi di beberapa wilayah di Afrika Selatan.

Kerusuhan itu terjadi ketika mantan Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma ditahan polisi atas dugaan kasus korupsi selama ia menjabat.

Setelah penangkapan itu, massa bentrok dengan polisi dan mengobrak-abrik serta membakar pusat perbelanjaan di seluruh Afrika Selatan.

Baca Juga: Jepang Evakuasi Warganya dari Indonesia Mulai Hari Ini, Penerbangan Khusus Disiapkan Negeri Sakura

Para pejabat keamanan mengatakan bahwa pemerintah sedang berupaya untuk mengakhiri kekerasan dan penjarahan yang telah menyebar dari provinsi asal Zuma, KwaZulu-Natal ke Johannesburg, kota terbesar di negara itu, dan Provinsi Gauteng.

Dinas Kepolisian Afrika Selatan (SAPS) mengatakan pada Selasa malam bahwa sebanyak 72 orang telah kehilangan nyawa mereka dan 1.234 telah ditangkap selama beberapa hari terakhir ketika protes berubah menjadi penjarahan dan kerusuhan.

Baca Juga: 80 Orang Meninggal Dunia, Thailand Lockdown 2 Minggu Lantaran Kasus Kematian Covid-19 Meningkat

Proses hukum terhadap Zuma, yang didakwa dengan berbagai dugaan kasus korupsi, telah dilihat sebagai ujian kemampuan Afrika Selatan pasca-apartheid untuk menegakkan supremasi hukum.

Mantan presiden, yang telah membantah melakukan kesalahan, dipenjara karena penghinaan setelah dia menentang perintah untuk menghadiri penyelidikan korupsi tingkat tinggi.

Baca Juga: Gagal Atasi Pandemi Covid-19, Menkes dan 11 Menteri India Mengundurkan Diri

Kekerasan telah memburuk ketika Zuma menantang hukuman 15 bulan di pengadilan tinggi negara itu pada hari Senin, 12 Juli 2021.

Tentara telah dikerahkan untuk membantu mendukung polisi dan memulihkan keadaandi Afrika Selatan.

Baca Juga: Haiti Berduka, Presiden Jovenel Mouse Tewas Ditembak Orang Tak Dikenal Lantaran Gagal Tangani Covid-19

Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa pada Senin 12 Juli 2021 mengatakan bahwa kerusuhan hebat yang melanda Afrika Selatan ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Ia pun mengerahkan pasukan militer untuk membantu polisi menangani kekerasan dan penjarahan yang dipicu oleh pemenjaraan mantan Presiden Jacob Zuma.

"Selama beberapa hari terakhir, ada tindakan kekerasan publik yang jarang terlihat dalam sejarah demokrasi kita," kata Ramaposha dalam sebuah siaran.***

Editor: Muh Iqbal Zikri

Sumber: Aljazeera

Tags

Terkini

Terpopuler