Baca Juga: Hewan Purba Spesies Stegosaurus Ditemukan di China, Bukti Catatan Sejarah Awal Dinosaurus di Asia
Pemimpin rapat duduk di tengah, dan setiap ada keputusan dipukul batu yang bentuknya mirip gamelan.
Aroma mistik dan mitologi di lokasi situs kerap didengar warga sekitar. Cerita itu menjadi khasanah kebudayaan lokal. Terlebih, oral sejarah sudah berkembang sejak zama dahulu kala.
Tak heran, sebagian besar tradisi zaman prasejarah, Hindu-Budha dan akulturasi Islam masih banyak ditemukan. Termasuk budaya cocok tanam yang disebut sebagai peninggalan prasejarah.
Baca Juga: Peneliti di Jepang Ungkap Misteri Putri Duyung dari Temuan Mumi Berusia 300 Tahun, Begini Faktanya
Situs Citaman menjadi bukti warisan yang ditinggalkan bercocok tanam zaman megalitik. Di area lereng Gunung Pulosari ini sangat melimpah ruah air dari sumbernya di Kolam Citaman.
Seperti kekhasan situs prasejarah yang berupa bebatuan, pada kolam air yang luasnya mencapai 350 meter persegi itu banyak dijumpai jenis bebatuan. Mulai batu-batu berlobang, batu lumpang, batu dakon, batu bergores, pecahan batu pipisan, pecahan alu, dan pecahan keramik asing.
Kolam Citaman terbagi dua bagian. Informasinya, satu bagian digunakan khusus kaum pria, dan lainnya untuk kaum wanita.
Dalam tradisi megalitik hingga klasik, kolam Citaman diduga dipakai sebagai tempat awal menyucikan diri sebelum upacara berlangsung.
“Pusat ritualnya di tempat batu Goong berada,” kata Yanuar.