Sosok Gatotkaca dalam Cerita Wayang Jawa Mahabharata hingga Diangkat Jadi Film Satria Dewa Gatotkaca

- 23 Februari 2022, 14:01 WIB
Sosok Gatotkaca, tokoh wayang Mahabharata yang diangkat menjadi film Satria Dewa Gatotkaca.
Sosok Gatotkaca, tokoh wayang Mahabharata yang diangkat menjadi film Satria Dewa Gatotkaca. /Kolase IMDB dan Wayang Story/

SERANG NEWS - Sosok Gatotkaca yang menjadi salah satu kesatria hebat dalam kisah wayang Jawa dan Mahabharata diangkat menjadi judul film Satria Dewa Gatotkaca.

Film Satria Dewa garapan Satria Dewa Stodio disutrai sutradata ternama Indonesia, Habung Bramantyo yang teasernya telah diluncurkan pada Selasa 22 Februari 2022.

Kendati diangkat dari kisah kolosal sosok wayang dalam Mahabharata, film Satria Dewa Gatotkaca digarap dengan konsep film modern.

Lantas siapa sosok Gatotkaca yang dalam kisah wayang Jawa atau Mahabharata sangat terkenal sakti mandraguna ini?

Baca Juga: Satria Dewa Gatotkaca, Film Kolosol Bergenre Modern, Hanung Bramantyo: Super Wayang Bukan Super Hero

Dalam cerita Mahabharata, Gatotkaca dikisahkan sebagai putra dari Bima atau Werkudara dengan Hidimbi atau Arimbi.

Hidimbi atau Arimbi adalah adik dari penguasa raksasa Hidamba yang mati terbunuh oleh Bima saat Pandawa tersesat dan memasuki hutan tersebut.

Karena telah membunuh sang raja, Bima akhirnya menikahi Hidambi sampai akhirnya memiliki anak yang diberi nama Gatotkaca.

Suatu ketika saat peperangan Baratayudha terjadi, Bima atas saran Kresna memanggil Gatotkaca untuk membantu Pandawa.

Baca Juga: Sinopsis Film Satria Dewa Gatotkaca Garapan Hanung Bramantyo yang Teasernya Resmi Dirilis

Dengan kekuatan saktinya, Gatotkaca mampu membuat pasukan Kurawa pora-poranda dan banyak yang terbunuh dengan tubuh besarnya.

Akan tetapi, ia mati terbunuh oleh panah Idrasta milik Karna yang diberikan oleh Dewa Indra. Panah itu sebenarnya akan dipakai oleh Karna untuk membunuh Arjuna.

Namun ketika kondisinya terdesak, Duryodana yang kalap memerintahkan Karna untuk menggunakan panah sakti itu untuk membunuh Gatotkaca.

Versi Wayang Jawa

Gatotkaca sewaktu lahir bernama Jabang Tetuka. Sampai usia satu tahun tali pusarnya tidak bisa dipotong dengan senjata apa pun.

Baca Juga: Perbandingan Kresna dan Karna dalam Kisah Mahabharata, dari Kelahiran hingga Kematian

Arjuna adik dari Bima akhirnya pergi bertapa. Saat yang sama, Karna juga melakukannya.

Karena Arjuna dan Karna memiliki wajah yang mirip, Batara memberikan senjata Kontawijaya kepada Karna, buka kepada Arjuna.

Setelah menyadari kesalahan itu, Arjuna mengejar karna untuk mendapatkan senjata itu. Tapi, Arjuna hanya mendapatkan sarung pusata tersebut.

Kendati hanya berupa sarungnya saja atau yang disebut kayu mustaba, Arjuna bisa memotong tali pusar dari Gatotkaca.

Baca Juga: Sumpah Balas Kematian Abimanyu, Panah Pasopati Arjuna Penggal Kepala Jayadrata di Perang Mahabharata

Saat dipakai untuk memotong, kayu mastaba musnah dan bersatu dalam perut Tetuka. Kresna yang ikut serta menyaksikannya.

Menurutnya, kayu Mastaba akan menambah kekuatan bayi Tetuka. Ia juga meramalkan bahwa kelak Tetuka akan tewas di tangan pemilik senjata Konta.

Nama lain dari Gatotkaca adalah Bhimasuta, Hidimbyatmaja. Sedangkan versi wayang ada nama Kacanegara, Tetuka, Purubaya, Bimasiwi, Kancing Jaya, Krincing Wesi, Guritna, Guruputra, Suryanarada, dan Arimbiputra.

Gatotkaca memiliki istri bernama Ahilawati. Lalu versi wayang Pergiwa, Suryawati, Sumpani Kemudian dikarunia anak bernama Barbarika dan dalam versi wayang memiliki tiga anak, yakni Sasikirana, Suryakaca, dan Jayasumpena.

Baca Juga: Siasat Licik Sengkuni dan Kematian Abimanyu Putra Arjuna di Hari ke-13 Perang Mahabharata

Gatotkaca versi India digambarkan sosok yang berkepala gundul. Sementara di wayang, identik dengan pakaian hitam dan ornamen keemasan, karena itu ia dijuluki sebagai sosok yang punya 'otot kawat tulang besi'.

Gatotkaca dalam pewayangan Jawa bisa terbang karena ia memiliki pakaian pusaka; Caping Basunanda, Kotang Antrakusuma, dan Terompah Padakacarma

Versi Jawa juga mengisahkan jika Gatotkaca adalah manusia setengah raksasa, tetapi bukan raksasa hutan.

Saat para Pandawa membangun Kerajaan Amarta, Gatotkaca yang sudah dewasa kemudian mewarisi takhta Kerajaan Pringgandani yang sebelumnya dipegang Arimba (kakak Arimbi) yang tewas di tangan Bima.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah