Mahabharata: Siapa Karna dan Arjuna dalam kelahiran sebelumnya hingga Pertempuran di Baratayudha

- 9 Februari 2022, 11:09 WIB
Ilustrasi pertempuran Arjuna vs Karna di perang Baratayudha Mahabharata.
Ilustrasi pertempuran Arjuna vs Karna di perang Baratayudha Mahabharata. /Tangkap layar YouTube Kode Alam/

SERANG NEWS – Karna dan Arjuna sebenarnya dua kakak beradik yang dilahirkan Dewi Kunti dengan ayah berbeda.

Namun, dalam kisah Mahabharata, Karna dan Arjuna harus berperang di pihak yang beda (Kurawa dan Pandawa) saat perang Kurusestra atau Baratayudha.

Lantas, siapa sebenarnya Karna dan Arjuna dalam kehidupan sebelumnya sampai keduanya harus bersaing satu sama lain dalam kisah Mahabharata?

Dahulu kala hiduplah seorang asura bernama Dambhodbhava. Ia ingin menjadi abadi lewat penebusan dosa dan berdoa kepada Dewa Matahari, Surya.

Surya muncul di hadapannya. Dambhodbhava meminta Surya untuk membuatnya abadi. Tapi, Surya tak bisa memberikan anugerah ini.

Baca Juga: Selain Arjuna dan Karna, Ini Nama-nama Kesatria Pemanah Hebat dalam Kisah Mahabharata

Surya menawarinya permintaan lain. Dambhodbhava pun mengajukan dua permintaan: seribu baju besi yang hanya dapat dipatahkan seseorang yang melakukan penebusan dosa selama seribu tahun dan yang merusaknya segera mati.

Surya sebenarnya khawatir. Tapi Dambhodbhava telah melakukan penebusan dosa  dan harus mendapatkan anugerah yang dimintanya.

Surya merasa Dambhodbhava tidak akan menggunakan kekuatan itu untuk kebaikan. Karena tak punya pilihan, Surya pun memberikannya.

Surya kemudian mencari bantuan Dewa Wisnu. Wisnu memintanya untuk tidak khawatir dan akan menyelamatkan bumi dengan menghilangkan adharma.

Baca Juga: Kisah Arjuna dalam Pewayangan Jawa, Sang Penengah Pandawa yang Sempat Gegerkan Kahyangan

Sang Sahasrakavancha dan Kelahiran Nara dan Narayana

Setelah mendapatkan anugerah dari Surya, Dambhodbhava mulai menghancurkan orang-orang. Tapi tidak ada cara untuk mengalahkannya.

Yang menghalangi jalannya dihancurkan olehnya. Orang-orang mulai memanggilnya Sahasrakavacha (pemilik seribu baju besi).

Sekitar waktu inilah Raja Daksha (ayah Sati, istri pertama Siwa) mendapatkan salah satu putrinya, Murti dan menikah dengan Dharma, salah satu putra Dewa Brahma.

Murti juga telah mendengar tentang Sahasrakavacha. Ia ingin mengakhiri ancamannya. Kemudian berdoa kepada Dewa Wisnu.

Baca Juga: Nama-nama Kresna dalam Cerita Pewayangan Jawa dan Mahabharata yang Dikenal sebagai Titisan Dewa Wisnu

Dewa Wisnu senang dengan muncul di hadapannya. Ia memberkati anak yang akan menjadi alasan terbunuhnya Sahasrakavacha.

Murti kemudian melahirkan kembar, Narayana dan Nara. Mereka dibesarkan di ashrama yang dikelilingi oleh hutan dan menjadi pemuja setia Dewa Siwa.

Si kembar belajar seni berperang. Keduanya tidak dapat dipisahkan. Apa yang satu pikir yang lain selalu bisa diselesaikan. Keduanya saling percaya dan tidak pernah mempertanyakan satu sama lain.

Di lain sisi, Sahasrakavacha mulai menyerang kawasan hutan di sekitar Badrinath, tempat Narayana dan Nara tinggal.

Baca Juga: Kisah Awal Mahabharata: Raja Sentanu dan Silsilah Leluhur Para Pandawa serta Kurawa

Saat Nara sedang bermeditasi, Narayana pergi dan menantang Sahasrakavacha. Ia menatap mata Narayana yang tenang untuk pertama kalinya sejak mendapatkan anugerahnya.

Rasa takut muncul dalam dirinya. Sahasrakavacha menghadapi serangan Narayana dan tercengang. Ia melihat Narayana kuat.

Saat pertarungan berlangsung, Sahasrakavacha menyadari penebusan dosa Nara memberi Narayana kekuatan. Saat baju besi pertama Sahasrakavacha pecah, ia menyadari Nara dan Narayana adalah satu untuk semua tujuan.

Mereka dua orang yang memiliki jiwa yang sama. Tapi Sahasrakavacha tidak terlalu khawatir. Ia telah kehilangan salah satu baju besinya. Dia menyaksikan dengan gembira saat Narayana jatuh mati, begitu salah satu baju besinya patah.

Baca Juga: Di Balik Kisah Nama Sukarno yang Diambil dari Tokoh Karna dalam Cerita Wayang Mahabharata

Saat Narayana jatuh mati, Nara berlari ke arahnya. Dengan bertahun-tahun penebusan dosa dan menyenangkan Dewa Siwa, dia telah memperoleh mantra Maha Mritunjaya, mantra yang menghidupkan kembali orang mati.

Sekarang Nara bertarung dengan Sahasrakavacha. Sementara Narayana bermeditasi Setelah seribu tahun, Nara memecahkan baju besi lain dan jatuh mati, lalu Narayana kembali dan menghidupkannya. Kejadian ini berlangsung sampai 999 baju besinya hancur.

Sahasrakavacha menyadari tidak akan pernah bisa mengalahkan kedua bersaudara itu. Ia melarikan diri mencari perlindungan Surya.

Ketika Nara mendekati Surya untuk menyerahkannya, Surya tidak melakukannya karena dia melindungi pemujanya. Nara mengutuk Surya untuk dilahirkan sebagai manusia atas tindakan ini. Dan, Surya menerima kutukan untuk pemujanya.

Semua ini terjadi pada akhir Treta Yuga. Segera setelah Surya menolak untuk berpisah dengan Sahasrakavacha, Treta Yuga berakhir dan Dwapar Yuga dimulai.

Baca Juga: 10 Kerajaan Sekutu Pandawa di Perang Baratayudha, Perang Saudara di Kisah Mahabharata

Jelang Baratayudha

Untuk memenuhi janji menghancurkan Sahasrakavacha, Narayana dan Nara terlahir kembali. Kali ini sebagai Kresna dan Arjuna.

Dambhodbhava dengan kekuatan Surya terlahir dalam diri Karna, putra tertua Kunti. Karna lahir dengan salah satu baju besi sebagai pelindung alami, yang terakhir tersisa dari Sahasrakavacha.

Arjuna akan mati jika menghadapi Karna yang memiliki baju besi. Ayah Arjuna, atas saran Kresna, pergi menyamar sebagai Brahmana untuk meminta baju besi terakhir Karna sebelum perang Baratayuda dimulai.

Karena Karna jelmaan Dambodbhava, ia menjalani kehidupan yang sangat sulit untuk membayar semua dosa yang dilakukannya di kehidupan masa lalu.

Tapi Karna juga memiliki Surya dalam dirinya. Karenanya, Karna juga seorang pahlawan.

Karma Karna di kehidupan sebelumnya membuatnya bersama Duryodana. Ikut ambil bagian semua hal jahat yang lakukan Duryodana.

Tapi Surya dalam dirinya yang membuatnya berani, kuat, tak kenal takut dan dermawan. Itu memberinya ketenaran yang bertahan lama.

Dalam kisah Mahabharata, Karna akhirnya mati oleh panah Arjuna dalam perang Kurusetra atau Baratayuda.

Namun, setelah mengetahui kebenaran tentang kelahiran Karna sebelumnya, Arjuna dan Pandawa lainnya meminta maaf kepada Kunti. Kresna ikut bersedih. Pandawa pun bersujud kepada Karna.***

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah