Sultan Ageng Tirtayasa, Penguasa Banten yang Paling Ditakuti Belanda, Ini Kisahnya

- 15 Januari 2022, 09:05 WIB
Sultan Ageng Tirtayasa, Penguasa Banten yang Paling Ditakuti Belanda, Ini Kisahnya.
Sultan Ageng Tirtayasa, Penguasa Banten yang Paling Ditakuti Belanda, Ini Kisahnya. /Wikitree./

SERANG NEWS - Sultan Ageng Tirtayasa, penguasa Banten yang paling ditakuti Belanda, ini kisahnya.

Sultan Ageng Tirtayasa merupakan sultan yang berkuasa di Kesultanan Banten pada periode 1651-1683 masehi.

Seperti para pendahulunya Sultan Ageng Tirtayasa seseorang yang memiliki jiwa pejuang yang sangat tangguh dan berani.

Selain itu Sultan Ageng Tirtayasa, juga memiliki memiliki kemampuan dalam bertempur yang sangat baik memiliki jiwa ksatria dan cinta terhadap tanah air.

Baca Juga: Tragedi Terbunuhnya Raja Kertanegara dan Runtuhnya Kerajaan Singasari sampai Berdirinya Majapahit

Hal itu, membuat ia sangat benci dan menolak keberadaan VOC Belanda yang ingin menguasai wilayah Banten dengan cara politik ekonomi.

Pada masa itu VOC menerapkan perjanjian monopoli perdagangan yang sangat merugikan Kesultanan Banten.

Kemudian Sultan Ageng Tirtayasa menolak perjanjian tersebut dan membuka perlawanan terhadap VOC dan Belanda.

Sikap tegas dan keras Sultan Ageng Tirtayasa yang tidak mau bekerja sama, membuat VOC marah dan murka.

Perlawanan serta kekuatan yang dimiliki Banten di bawah kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa membuat kewalahan pihak Belanda. 

Baca Juga: Ratu Shima Pemimpin Perempuan Pertama di Nusantara, Lahirkan Raja Sunda, Galuh dan Mataram

Setelah melalui jalan diplomasi dan peperangan gagal, Belanda pun melakukan politik adu domba dengan membuat konflik di keluarga Kesultanan Banten.

Sultan Haji putra dari Sultan Ageng Tirtayasa berhasil dihasut oleh pihak Belanda untuk melawan ayahnya sendiri dan bekerjasama dengan Belanda.

Hasutan Belanda pun berhasil dan membuat Sultan Haji mencurigai ayahnya sendiri yang khawatir tahta kerajaan akan jatuh pada pangeran Arya Purbaya.

Pada tahun 1681 masehi Sultan Haji yang dibantu oleh VOC berhasil mengkudeta ayahnya dan Keraton Surosowan pun dapat dikuasai.

Sultan Ageng Tirtayasa yang terusir dari keraton lalu menghimpun kekuatan untuk melawan dan merebut kembali Banten dari tangan VOC. 

Baca Juga: Wajib Tahu, Ini 6 Kerajaan Maritim Islam Paling Berjaya di Nusantara, Ada Banten dan Gowa

Pada tahun 1682 masehi dengan kekuatan pasukan setianya, Sultan Ageng Tirtayasa menyerang VOC dan dapat merebut kembali Keraton Surosowan.

Setelah Surosowan kembali dikuasai oleh Sultan Ageng Tirtayasa, kekuatan besar kompeni pun datang membantu Sultan Haji.

Bala bantuan itu datang, untuk melawan dan merebut kembali Surosowan dari tangan Sultan Ageng Tirtayasa.

Belanda lantas balik melakukan serangan kepada pasukan Sultan Ageng Tirtayasa di surosowan dan benteng istana Tirtayasa.

Dikutip dari Chanel YouTube Bujang Gotri, sultan Ageng melakukan perlawanan hebat dibantu prajurit Makassar Bali dan Melayu. 

Baca Juga: Jarang Diketahui Orang, Ini Alasan Keraton Kerajaan Majapahit Lenyap, Benarkah Moksa?

Markas besar Sultan Ageng dipusatkan di Margasana dan dipercayakan kepada pangeran Surya Diwangsa dengan kekuatan sekitar 800 orang.

Selain itu 1200 prajurit juga dipusatkan di Kademangan di bawah komando Arya Wangsa Diraja.

Selain di Margasana dan Kademangan terdapat beberapa markas lainnya yang memiliki ratusan prajurit yang siap membantu Sultan Ageng Tirtayasa.

Namun serangan Belanda dengan kekuatan besarnya perlahan-lahan berhasil mendesak pasukan Sultan Ageng Tirtayasa.

Belanda pun berhasil memecah beberapa titik pertahanan Banten yang akhirnya Margasana Kaca Rabuan dan Tangerang dapat dikuasai oleh Belanda.

Setelah terdesak Sultan Ageng Tirtayasa mundur ke daerah Tiratyasa di Kabupaten Serang dan membangun pusat pertahanan di sana. 

Baca Juga: Apa Itu Perayaan Rahajeng Rahina Saraswati yang Viral di Twitter? Yuk, Simas Ulasan Lengkap Berikut Ini

Serangan besar Belanda terus dilakukan sehingga berhasil menguasai pusat pertahanan di Kademangan.

Setelah dikuasainya Kademangan membuat pasukan Banten melemah dan mengungsi ke beberapa wilayah yang ada di Bogor.

Pusat pertahanan yang dimiliki Sultan Ageng hanya tersisa di Tirtayasa saja, Belanda pun tidak menyia-nyiakan kesempatan emas itu lalu Belanda melakukan serangan serentak ke Tirtayasa.

Akirnya pasukan Sultan Ageng tidak bisa mempertahankan Tirtayasa dan berhasil dikuasai oleh Belanda.

Sultan Ageng Tirtayasa, Pangeran Arya Purbaya dan pasukannya berhasil menyelamatkan diri setelah sebelumnya membakar Keraton dan bentengnya.

Dari persembunyiannya Sultan Ageng Tirtayasa kembali membangun kekuatan sehingga Belanda sulit menangkap dan menaklukkannya.

Beberapa kali pihak Belanda membujuk Sultan Ageng Tirtayasa agar menghentikan perlawanannya namun hal itu tak didengar dan ditolak mentah-mentah oleh Sultan Ageng Tirtayasa.

Ia pun tetap melawan dan mengganggu pasukan Belanda secara gerilya, namun akhirnya melalui tipu muslihat Sultan Ageng Tirtayasa dapat ditangkap Belanda.

Saat itu, melalui tipu muslihat Sultan Haji yang mengutus 52 orang keluarganya untuk bertemu dengan Sultan Ageng dan membujuk untuk kembali ke surosowan.

Sultan Ageng yang berada di persembunyiannya pun akhirnya pulang ke Surosowan untuk menemui keluarganya.

Pasukan Belanda yang sebelumnya sudah berada di Surosowan menunggu kedatangan Sultan Ageng secara sembunyi-sembunyi

Ketika Sultan Ageng tiba di Surosowan tanpa pasukan Belanda pun langsung menangkap Sultan Ageng Tirtayasa.

Sultan Ageng Tirtayasa kemudian dibawa ke Batavia dan dipenjara di sana sampai meninggal dunia.

Setelah wafatnya Sultan Ageng Tirtayasa, Banten pun sudah tidak sehebat dulu lagi yang tentu saja membuat jalan mulus untuk Belanda menguasai Banten.***

Editor: Kiki

Sumber: YouTube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah