Wayang yang hingga saat ini cukup populer di Indonesia adalah Wayang Orang. Keberadaan wayang Orang pertama kali dikenal pada sekitar abad ke-18 dan menjadikannya salah satu wayang yang memiliki usia muda seperti wayang Golek.
Kehadiran wayang Orang juga terinspirasi dari seni drama yang berasal dari Eropa dan kemudian diadaptasikan menjadi salah satu seni di Indonesia.
Wayang Klitik
Wayang Klitik memiliki sedikit perbedaan dengan wayang yang lainnya karena wayang ini tidak dibuat sepenuhnya dengan kulit, melainkan terbuat dari kayu.
Istilah Klitik dipakai dari suara kayu yang saling bersentuhan ketika wayang sedang digerakkan atau dimainkan.
Wayang Garing
Wayang Garing merupakan salah satu kesenian khas Serang, Banten. Bentuk penyajiannya berupa pergelaran wayang dengan menggunakan wayang kulit tanpa iringan gamelan dan tembang dari para sinden.
Jadi, Wayang Garing dimainkan oleh dalang seorang diri, sedangkan musik pengiring berasal dari mulut dan permainan tangan dalang yang beradu dengan benda-benda di sekitarnya.
Wayang Garing termasuk sastra lisan Banten yang ditandai dengan ciri-ciri tuturan yang disampaikan dalang menggunakan bahasa daerah Banten, yaitu Jawa-Serang.
Pertunjukan Wayang Garing acap kali hadir pada acara pesta pernikahan dan hiburan khitanan di Kabupaten Serang, Banten. Istilah garing diberikan masyarakat yang berarti kering, karena pergelaran ini sangat sederhana, tidak ada gamelan dan tidak ada tembang dari para sinden.***