Diwarnai Perjuangan Panjang dan Peristiwa Berdarah, Ini Sejarah Hari Buruh yang Diperingati setiap 1 Mei

1 Mei 2022, 04:01 WIB
Ilustrasi sejarah hari buruh atau may day. /Twibbonize.com.

SERANG NEWS – Hari Buruh atau May Day diperingati tepat pada hari ini 1 Mei. Tidak hanya di Indonesia, hari buruh ini juga diperingati di seluruh dunia.

Perjuangan panjang dan peristiwa berdarah mewarnai sejarah lahirnya hari buruh internasional ini.

Bagaimana sejarah terciptanya hari buruh sedunia ini? Dan bagaimana sejarah hari buruh di Indonesia?

Baca Juga: Puluhan Mahasiswa Diamankan saat Demo Hari Buruh Internasional di Jakarta

Sejarah hari buruh sedunia

Sejarah hari buruh berawal dari demonstrasi besar-besaran yang dilakukan para buruh di Amerika Serikat pada tanggal 1 Mei 1886.

Aksi yang berlangsung selama 4 hari ini menuntut pengurangan jam kerja  yang semula 16 jam kerja per hari menjadi 8 jam kerja.

Demo panjang dilakukan dengan aksi mogok kerja massal baik di kota besar maupun kota kecil oleh lebih dari 300 ribu buruh pekerja.

Baca Juga: Hari Buruh Internasional 1 Mei 2021, Aliansi Jurnalis Independen (AJI): Kontroversi Omnibus Law Belum Usai

Aksi demonstrasi yang awalnya berlangsung damai berubah menjadi panas di tanggal 3 Mei 1886. Empat orang buruh harus rela kehilangan nyawanya karena bentrok yang terjadi dengan aparat Kepolisian Chicago di McCormick Reaper Works.

Keesokan harinya buruh menggelar aksi yang lebih besar di Haymarket Square. Sekitar 180 polisi turun untuk membubarkan aksi demo tersebut.

August Spies, seorang orator yang sedang berorasi dengan berapi-api terpaksa harus berhenti dan turun dari mimbar ketika polisi mendekat.

Saat itulah sebuah bom dilempar ke barisan petugas dan meledak. Setidaknya tujuh orang polisi dan delapan warga sipil tewas dalam insiden itu.

Baca Juga: Hari Buruh Internasional 1 Mei 2021, Menaker: May Day Tahun Ini Istimewa

Pada Agustus 1886, delapan orang yang dicap anarkis disidang. Sidang yang sensasional dan kontroversial itu menjatuhi hukuman mati pada tujuh tersangka dan vonis 15 tahun penjara pada seorang lainnya. 

Mereka mendapatkan hukuman meskipun tidak ada bukti kuat yang mengaitkan para terdakwa dengan insiden pengeboman. Para juri bahkan dituduh punya kaitan dengan kekuatan bisnis besar.

Pada akhirnya empat dari tujuh terpidana mati tewas di tiang gantung, satu memilih bunuh diri dan tiga lainnya mendapat pengampunan enam tahun kemudian.

Tiga tahun setelah insiden berdarah itu, koalisi partai sosialis dan buruh yang baru terbentuk di Eropa menyerukan dilakukannya demonstrasi untuk menghormati Haymarket Martyrs atau para korban yang tewas pada insiden itu.

Baca Juga: Hari Buruh 2021, Ratusan Buruh dari Banten Berangkat Gabung Aksi Demonstrasi di Jakarta

Pada 1890, lebih dari 300 ribu orang turun ke jalan untuk melakukan demonstrasi May Day di London. Tanggal 1 Mei akhirnya ditetapkan sebagai hari libur untuk para buruh dan setidaknya dianut oleh 66 negara di dunia.

Sejarah hari buruh di Indonesia

Era kolonial Hindia Belanda

Sejarah hari buruh Indonesia dimulai pada era kolonial Hindia Belanda. Peringatan ini dimulai  dari 1 Mei 1918 oleh Serikat Buruh Kung Tang Hwee.

Berawal dari tulisan seorang tokoh sosialis Belanda bernama Adolf Baars yang mengkritik beberapa hal diantaranya: harga sewa tanah milik kaum buruh yang terlalu murah untuk dijadikan perkebunan, upah kaum buruh yang tak layak, dan sistem kepemilikan pabrik gula di Jawa.

Baca Juga: May Day, Menko Mahfud MD Harap Hubungan Buruh, Pengusaha-Pemerintah Seimbang

Tak hanya dirayakan pertama kali di Hindia Belanda, perayaan ini juga dirayakan pertama kalinya di Asia. Namun kala itu, penduduk lokal belum tertarik pada perayaan ini.

Tiga tahun kemudian di tahun 1921, HOS Tjokroaminoto ditemani muridnya, Soekarno berpidato mewakili serikat buruh di bawah pengaruh Sarekat Islam. Dua tahun berselang, pada 1923, terjadi peringatan hari buruh terpanjang di era kolonial.

Setelah perayaan 1 Mei, buruh kereta api mengalami pemotongan gaji. Oleh karena itu para buruh kereta api pun melakukan aksi mogok yang berhasil melumpuhkan perhubungan, namun mereka diancam akan dipecat jika tidak kembali bekerja.

Tiga tahun setelah itu, di tahun 1926, peringatan hari buruh ditiadakan. Pemerintah Hindia Belanda waspada akan ada perlawanan yang dilakukan Partai Komunis Indonesia.

Meskipun gagal, perlawanan itu memang benar terjadi. Sejak saat itu, hari buruh pun tidak lagi dirayakan di era kolonial.

Era kemerdekaan

Pada 1 Mei 1946, Kabinet Sjahrir membolehkan dan bahkan menganjurkan perayaan ini. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1948 mengatur bahwa tiap 1 Mei, buruh diperbolehkan tidak bekerja.

Undang-undang tersebut juga mengatur perlindungan anak dan hak perempuan sebagai pekerja.

Hadirnya UU ini memantik berbagai aksi yang dilakukan para buruh pada 1 Mei antara lain:
-  Tahun 1948, ribuan petani dan buruh mogok kerja untuk menuntut pembayaran upah yang tertunda.
-  Tahun 1950, buruh kembali menuntut haknya atas Tunjangan Hari Raya (THR).

Masa Orde Baru

Pada masa ini, perayaan hari buruh dilarang karena identik dengan aktivitas dan paham komunis. Pada tahun 1960, istilah buruh diganti dengan istilah karyawan.  

Masa Reformasi

Pada masa inilah hari buruh kembali rutin dirayakan setiap tahunnya. BJ Habibie sebagai presiden pertama di era reformasi melakukan ratifikasi konvensi ILO Nomor 81 tentang kebebasan berserikat buruh.

Pada 1 Mei 2013, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menetapkan hari buruh sebagai hari libur nasional.

Setiap tahunnya, 1 Mei yang diperingati sebagai hari buruh ini menjadi ajang buruh untuk menuntut hak-haknya.

Dimulai dari pembayaran upah yang tertunda, jam kerja dan upah yang layak, hak cuti hamil, hak cuti haid, hingga Tunjangan Hari Raya (THR).***

Editor: Ken Supriyono

Tags

Terkini

Terpopuler