Cerita Rakyat Nusantara di Jawa Barat: Dongeng Asal Usul Telaga Warna

13 Februari 2022, 16:42 WIB
Ilustrasi Telaga Warna, Puncak Bogor., Jawa Barat. /Iyud Walhadi/

SERANG NEWS – Begini kisah asal usul Telaga Warna menjadi salah satu cerita rakyat Nusantara dari Jawa Barat yang sangat terkenal.

Cerita rakyat asal usul Telaga Warna memberikan banyak pelajaran penting bagi kehidupan. Kisah ini sangat cocok menjadi bahan bacaan bagi anak-anak.

Kisah ini memberikan bagaimana orang tua harus memberikan rasa kasih sayang kepada anaknya. Namun tidak terlalu memanjakannya.

Berikut kisah selengkapnya tentang cerita rakyat Nusantara ‘Asal Asul Telaga Warga dari Jawa Barat selengkapnya.

Baca Juga: Cerita Nusantara Jawa Tengah: Kisah Timun Emas Selamat dari Terkaman Raksasa

Suatu ketika, Ratu Purbamanah dan Raja Suwartaiaya adalah pemimpin Kerajaan Kutatanggeuhan di Jawa Barat. Mereka memimpin dengan arif dan sangat dicintai rakyatnya.

Sayangnya, mereka belum juga dikarunia anak. Hingga akhrnya, permohonan kepada Tuhan terkabul.

Ratu Purbamanah melahirkan soerang bayi perempuan cantik. Bayi itu diberi nama Gilang Rukmini.

Semua orang menyayangi dan memanjakan putri kerajaan itu. Semua keinginannya selalu dipenuhi oleh orang-orang di sekitarnya.

Baca Juga: Siasat Licik Sengkuni dan Kematian Abimanyu Putra Arjuna di Hari ke-13 Perang Mahabharata

Semakin hari, Gilang Rukmini tumbuh menjadi gadis cantik yang manja. Dua minggu sebelum perayaan ulang tahunnya yang ketujuh belas, Raja Suwartaiaya dan Ratu Purbamanah menyiapkan hadiah istrimewa untuk putrinya kesayangannya itu.

Mereka memanggil pengrajin perhiasan yang sangat terkenal.

“Pengrajin tolong buatkan kami kalung bertakhta permata berwarna-warni yang telah dikumpulkan oleh rakyat kerajaan Kutanggeuhan ini untuk hadiah ulang tahun putriku,” pinta Raja.

“Tentu Baginda. Kalung itu akan menjadi perhiasan paling indah yang pernah ada,” jawab si pengrajin.

Baca Juga: Rayakan Hari Dongeng Nasional, Ini yang Dilakukan Komunitas Teras Depan Rumah

Akhrinya, tibalah saat perayaan ulang tahun Putri Gilang Rukmini. Semua orang bergembira menyambut Raja, Ratu dan Putri. Terlebih, mereka telah mempersiapkan hadiah istimewa.

“Putriku, ini adalah hadiah dari semua orang. Mereka membuatkan kalung indah ini untukmu karena bergembira melihatmu tumbuh dewasa. Nah, pakailah,” kata Raja.

“Aku tidak mau memakainya. Kalung ini jelek!” serung sang Putri Gilang Rukmini. Lalu melempar kalung itu hingga pertamanya tersebar ke lantai.

Baca Juga: 28 November Diperingati Hari Dongeng Nasional, Begini Sejarahnya, Ada Peran Anies Baswedan

Suasana menjadi hening. Semua orang tak meyangka Putri Gilang Rukmini berlaku demikian.

Pecahlah tangis Ratu Purbamanah. Ia sedih melihat kelakuan putrinya. Semua orang ikut menangis hingga air matanya membanjiri istana.

Tiba-tiba, dari dalam tanah muncul air yang deras. Semakin lama, air semakin menenggelamkan Kerajaan Kutanggeuhan hingga membentuk telaga.

Pada hari yang cerahm telaga itu memantulkan warna-warni itu berasal dari ceceran kalung Putri Rukmini yang masih berada di dasar telaga.***

Disclamer: cerita ini dilansir SerangNews.com dari buku De Rosya Dongeng Nusantara Pilihan terbitan Laksana.

Editor: Ken Supriyono

Sumber: Buku

Tags

Terkini

Terpopuler