Menengal Sosok Kertanegara, Raja Singasari yang Sempat Jadi Pilihan Nama IKN sebelum Dipilih Nusantara

18 Januari 2022, 12:02 WIB
Ilustrasi Raja Kertanegara, Raja Singasari yang memiliki misi menyatukan Nusantara. /Kanal YouTube Asis/

SERANG NEWS – Raja Kertanegara menjadi salah satu alternatif sebelum dipilih Nusantara sebagai nama Ibukota Negara Baru.

Diketahui, pemerintah Indonesia telah menyiapkan sebanyak 80 alternatif nama untuk IKN yang berlokasi di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Beberapa opsi nama yang muncul antara lain, Negara Jaya, Nusantara Jaya, Nusa Karya, Pertiwi Purwa, Wana Pura, Cakrawala, Pura hingga Kertajaya.

Setelah melalui proses pemilihan, ada dua alternatif yang dipilih sebagai nama IKN.

"Ada dua alternatif ibukota negara yang bernama Nuantara adalah satuan pemerintah daerah yang bersifat khusus," kata Kepala Bappenas Suharso Monoarda melalui siaran pers virtual pada Senin 11 Januari 2022.

Baca Juga: Tragedi Terbunuhnya Raja Kertanegara dan Runtuhnya Kerajaan Singasari sampai Berdirinya Majapahit

Setelah terdapat 80 nama dan dipilah menjadi dua nama, pada akhirnya nama Nusantara yang diputuskan setelah mendapat masukan dari akhli bahasa dan sejarah.

"Akhirnya dipilih kata Nusantara, tanpa ada kata Jaya," katanya.

Nama Nusantara dan Kertajaya memang memiliki hubungan yang saling terkait dalam sejarah bangsa Indonesia.

Lantas siapa nama Kertanegara hingga menjadi salah satu alternatif dalam nama IKN?

Berdasarkan sumber sejarah, Kertajaya adalah nama dari Raja Singasari yang memimpin pada 1268-1292.

Baca Juga: 5 Candi Peninggalan Kerajaan Majapahit, Salah Satunya Jadi Tempat Persinggahan Raja Hayam Wuruk

Di masa pemerintahannya, Kerajaan Singasari berhasil mencapai puncak kejayaannya. Berdasarkan prasasti Mula Malurung, Prasasti Pakis Wetan.

Sebelum menjadi raja Singhasari, Kertanagara lebih dulu diangkat sebagai yuwaraja di Kadiri tahun 1254.

Kertanagara naik takhta Singhasari tahun 1268 menggantikan ayahnya, Wisnuwardhana. Menurut Pararaton ia adalah satu-satunya raja Singhasari yang naik takhta secara damai.

Nama gelar abhiseka yang dipakai adalah Sri Maharaja Sri Lokawijaya Purusottama Wira Asta Basudewadhipa Aniwariwiryanindita Parakrama Murddhaja Namottunggadewa.

Baca Juga: Terbunuhnya Jayakatwang dan Penobatan Raden Wijaya sebagai Raja Majapahit Pertama

Berdasarkan Prasasti Padang Roco yang bertarikh 1286, Kertanagara bergelar sri maharajadhiraja kŗtanagara wikrama dharmmottunggadewa.

Kertanegara dikenal sebagai penguasa Jawa pertama yang beramibisi menyantukan wilayah Nusantara.

Untuk mewujudkan ambisinya, dilaksanakanlah ekspedisi Pamalayu (perang Malayu) yang bertujuan untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di Sumatera.

Pengiriman pasukan ke Sumatera dilakukan pada 1275 di bawah pimpinan Kebo Anabrang. Pada tahun 1286, Bhumi Malayu dapat ditundukkan.

Baca Juga: Jarang Diketahui, Ini Sosok Laksamana Mpu Nala, Panglima Majapahit yang Setara Hebatnya dengan Gajah Mada

Kemudian Kertanagara mengirim kembali utusan yang dipimpin oleh rakryan maha-mantri dyah adwayabrahma membawa arca Amoghapasa sebagai tanda persahabatan dan hubungan diplomatik dengan Kerajaan Dharmasraya yang saat itu rajanya bernama sra maharaja srimat tribhuwanaraja mauliwarmmadewa.

Pada tahun 1284 Kertanagara juga berhasil menaklukkan Bali, dan membawa rajanya sebagai tawanan menghadap ke Singasari.

Sayangnya pada 1292, Kertanegara terbunuh dalam pemberontakan penguasa Gelang-gelang, bernama Jayakatwang. Tragedi berdarah yang mempora-porandakan ibukota istana hingga terbunuhnya Raja Kartanegara.

Baca Juga: 10 Kerajaan Terbesar dan Paling Berpengaruh di Nusantara, dari Majapahit hingga Kesultanan Banten

Kala itu, Kerajaan Singasari tengah sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa. Kondisi itu membuat bagian dalam istana mengalami kerapuhan.

Jayakatwang yang masih sepupu sekaligus ipar dan besar dari Kertanegara memanfaatkannya dengan melakukan pemberontakan pada 1292.

Ketidaksiapan Singasari membuat Kertanagara mati terbunuh dan seluruh istananya hancur.

Setelah runtuhnya Singasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kerajaan Kediri. Riwayat Kerajaan Tumapel Singasari pun berakhir.

Dalam perjalanannya, Raden Widjaja membalas penghianatan Jayakatwang dan kembali merebut Kerajaan Singasari.

Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singasari pada 1293 M.***

Editor: Ken Supriyono

Tags

Terkini

Terpopuler