SERANG NEWS - Bergaul dengan orang saleh atau ulama akan banyak memberikan manfaat kapada kita sebagaimana diperintahkan Nabi Muhammad.
Pergaulan dengan ulama bisa menjadi tanda bahwa kita juga mendekati kesalehan yang diridhoi Allah SWT. Apalagi, ulama diyakini sebagai pewaris para nabi.
Terlebih, para ulama berperan penting sebagai pemimpin umat untuk melanjutkan dan memelihara syiar dan kemuliaan Islam.
Baca Juga: 7 Macam Bacaan Istighfar sesuai Anjuran Nabi, Lengkap dengan Bahasa Arab dan Artinya
Rasulullah SAW juga memerintahkan umatnya untuk menghormati dan memuliakan para ulama. Bahkan, satu dari tiga hal yang dikhawatirkan Nabi Muhammad SAW adalah umat Islam akan menelantarkan dan tak mempedulikan alim ulama.
Edisi hikmah Ramadhan 9, SerangNews.com sajikan artikel, perintah Nabi Muhammad SAW bagi umatnya untuk bergaul dengan ulama sebagaimana dinasihatkan oleh Syekh Nawawi Al Bantani dalam Kitab Nashoihul Ibad.
Berikut penjelasannya:
Rasulullah SAW bersabda, "Hendaklah kalian bergaul dengan para ulama dan mendengarkan perkataan orang-orang bijak. Sebab Allah SWT akan menghidupkan hati yang mati dengan cahaya hikmah (ilmu yang bermanfaat), sebagaimana Dia menghidupkan bumi yang mati dengan air hujan."
Dalam hadist yang diriwiyatkan oleh ath-Thabrani, dari Abu Hanifah disebutkan, "Bergaullah dengan pemuka ulama dan bertanyalah kepada para ulama serta duduklah dengan orang-orang bijak."
Dalam riwayat lain disebutkan, "Bergaullah dengan para ulama, bersahabatlah dengan orang-orang bijak dan akrablah dengan para tokoh."
Baca Juga: Wisata Religi Banten, Ziarah ke Makam Pangeran Jaga Lautan di Pulau Cangkir
Pada dasarnya, ulama dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yakni:
1. Ulama yang sangat menguasai tentang hukum-hukum Allah SWT. Ulama-ulama kategori ini adalah mereka yang banyak mengeluarkan fatwa-fatwa hukum.
2. Ulama yang menguasai ilmu tentang Dzat Allah SWT (ilmu makrifat). Mereka kerap disebut hukama, yaitu ulama yang fokus pada upaya perbaikan ahlak, baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Demikian itu karena hati mereka selalu bersinar oleh makrifatullah dan jiwa mereka tercerahkan oleh keagungan Allah SWT.
3. Ulama besar yang biasa disebut juga dengan al-kubara.
Sesungguhnya pergaulan dengan ahlullah (orang yang dekat dengan Allah SWT) akan membentuk kondisi jiwa yqng luhur.
Bahkan, lirikan mereka lebih bermanfaat ketimbang ucapan mereka. Sehingga, barang siapa yang lirikannya saja dapat memberikan manfaat, maka ucapannya pastilah juga memberikan manfaat dan begitu pula sebaliknya.
Baca Juga: 7 Macam Bacaan Istighfar sesuai Anjuran Nabi, Lengkap dengan Bahasa Arab dan Artinya
Baca Juga: Bacaan Doa dan Dzikir Setelah Sholat Fardhu 5 Waktu Lengkap dengan Artinya
Dikisahkan bahwa Imam Suhrawardi pernah berkeliling ke beberapa masjid daerah Khaif di wilayah Mina dan dia selalu menatap wajah setiap orang yang ditemuinya.
Lalu, ditanya tentang sikapnya itu, dan dia pun menjawab, "Sesungguhnya Allah SWT memiliki hamba-hamba yang apabila mereka memandang seseorang, maka mereka akan memberikannya rasa kebahagiaan. Dan itulah yang aku harapkan."
Nabi Muhammad bersabda:
"Akan datang suatu masa pada umatku, di mana mereka akan lari dari ulama dan fuqaha. Lalu Allah akan menimpakan kepada mereka cobaan berupa tiga musibah."
"Pertama, Allah akan mencabut keberkahan dari rezeki mereka. Kedua, Allah akan menjadikan bagi mereka penguasa zalim. Ketiga, mereka akan keluar dari kehidupam dunia (meninggal) tanpa membawa iman."
Demikian penjelasan perintah Nabi Muhammad SAW untuk bergaul dengan ulama yang dinasihatkan Syekh Nawawi Al Bantani dalam Kitab Nashoihul Ibad 'Pesan-pesan Penyucian Jiwa'. Semoga memberi manfaat.***