"Ulum-Eki lebih menguasai materi debat dan visi misi yang mereka canangkan. Mereka belajar betul tentang kondisi kekinian di Kabupaten Serang," jelas Zulfian kepada Serangnews.com, Kamis 19 November 2020.
Ia juga menyoroti, seringnya Ulum-Eki melakukan kritikan dan serangan terhadap calon petahana. Menurutnya, hal ini adalah sebuah kewajaran dalam proses debat, sehingga bisa terlihat kualitas debatnya.
"Masyarakat lebih suka debat yang hidup dan saling serang. Agar jelas, apa isi dari visi misi dan penguasaan materi debat serta kampanye," ungkapnya.
Baca Juga: OPPO X 2021, Handphone Teknologi Masa Depan dengan Perangkat Layar Gulung
Sedangkan, terkait masih rendahnya masyarakat yang menonton debat, serta dampak dari debat tersebut.
Menurut Zulfian, hal ini dikarenakan sebagian pemilih cenderung tidak suka proses tersebut, karena sudah memiliki pilihan, atau menunggu calon yang memberikan janji politik yang pasti.
"Sejauh ini, memang debat bisa menggiring swing voter yang belum menentukan pilihan," tandasnya.
Diketahui, sampel telesurvei ini berasal dari hasil survei yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Paradigma Indonesia di Kabupaten Serang.***