Paradigma Nilai Debat Perdana Pilkada Kabupaten Serang Belum Berpengaruh Signifikan kepada Pemilih

19 November 2020, 07:45 WIB
Direktur Paradigma Indonesia Zulfian Hanief. /FB Zulfian Hanief

SERANG NEWS - Debat kandidat Calon Bupati dan Wakil Bupati di Pilkada Kabupaten Serang 2020 dinilai belum berpengaruh signifikan terhadap masyarakat untuk menjatuhkan pilihan.

Penilaian tersebut disampaikan Paradigma Indonesia yang melakukan telesurvei pasca debat perdana kandaidat di Pilkada Kabupaten Serang, Rabu 18 November 2020.

Telesurvei kepada 37 orang yang mewakili 29 kecamatan di Kabupaten Serang. Telesurvei ini dilakukan dengan cara random dan menelepon masyarakat untuk mempertanyakan beberapa poin menyangkut materi dan penilaian debat.

Baca Juga: Ekonomi Anjlok Akibat Covid-19, Simak Skema Tawaran Tatu-Pandji dan Narsul-Eki saat Debat Kandidat

Dari hasil survei tersebut, tercatat mayoritas masyarakat atau sebanyak 54,05 persen tidak menonton debat visi misi. Sedangkan yang menonton debat visi misi sebanyak 45,95 persen.

Dalam tele survei tersebut, sebanyak 40,54 persen menyatakan, debat visi misi tidak mempengaruhi pilihannya nanti. Sedangkan 29,73 persen menyatakan akan mempengaruhi, dan 29,73 persen menyatakan mungkin mempengaruhi.

Dalam pertanyaan penguasaan materi debat, sebanyak 58,82 persen menyatakan paslon Nasrul Ulum-Eki Baehaki lebih menguasai debat. Sedangkan 41,18 persen responden menyatakan, Ratu Tatu Chasanah-Pandji Tirtayasa lebih dominan dalam debat.

Baca Juga: Ini Tawaran Solusi Atasi Covid-19 Calon Bupati Serang saat Debat Perdana Pilkada Kabupaten Serang

Direktur Paradigma Indonesia, Zulfian Hanif menyatakan, mayoritas masyarakat yang menonton debat visi misi, cenderung melihat bagaimana penguasaan materi debat.

"Ulum-Eki lebih menguasai materi debat dan visi misi yang mereka canangkan. Mereka belajar betul tentang kondisi kekinian di Kabupaten Serang," jelas Zulfian kepada Serangnews.com, Kamis 19 November 2020.

Ia juga menyoroti, seringnya Ulum-Eki melakukan kritikan dan serangan terhadap calon petahana. Menurutnya, hal ini adalah sebuah kewajaran dalam proses debat, sehingga bisa terlihat kualitas debatnya.

"Masyarakat lebih suka debat yang hidup dan saling serang. Agar jelas, apa isi dari visi misi dan penguasaan materi debat serta kampanye," ungkapnya.

Baca Juga: OPPO X 2021, Handphone Teknologi Masa Depan dengan Perangkat Layar Gulung

Sedangkan, terkait masih rendahnya masyarakat yang menonton debat, serta dampak dari debat tersebut.

Menurut Zulfian, hal ini dikarenakan sebagian pemilih cenderung tidak suka proses tersebut, karena sudah memiliki pilihan, atau menunggu calon yang memberikan janji politik yang pasti.

"Sejauh ini, memang debat bisa menggiring swing voter yang belum menentukan pilihan," tandasnya.

Diketahui, sampel telesurvei ini berasal dari hasil survei yang sebelumnya pernah dilakukan oleh Paradigma Indonesia di Kabupaten Serang.***

Editor: Ken Supriyono

Tags

Terkini

Terpopuler