Dimakamkan Protap Covid-19, Makam di Kota Serang Dibongkar, Keluarga: Belum Sempurna

27 Juni 2021, 11:04 WIB
Merasa Belum Sempurna, Makam di Kota Serang Dibongkar, Ternyata Karena Hal Ini. /Dok Polsek Curug. /

SERANG NEWS - Masih merasa belum sempurna, keluarga di Kota Serang, Banten membongkar kembali pemakaman anggota keluarga.

Pembongkaran pemakaman itu terjadi di Kampung Cidadap, Kelurahan Tinggar, Kecamatan Curug, Kota Serang.

Keluarga terpaksa membongkar makam yang sudah seminggu dikuburkan karena merasa belum sempurna pemakamannya.

Keluarga membongkar makam almarhumah Amsiah (45) lantaran merasa tidak puas dengan proses pemakaman protap protokol Covid-19.

Hal itu terjadi pasca korban dinyatakan meninggal usai dirawat 10 hari di RSUD Banten. Sementara saat perawatan almarhumah sudah dinyatakan negatif Covid-19.

Baca Juga: Usai Bupati Lebak, Kini Sekda, Asda dan Sejumlah Pejabat OPD Terkonfirmasi Positif Covid-19

Suami almarhumah, Roni (56) mengungkapkan, jika istrinya sempat dirawat di RSUD Banten lantaran penyakit hipertensi yang dideritanya.

Sang istri dirawat di RSUD Banten sejak tanggal 10 Juni 2021 lalu, hingga dinyatakan meninggal pada 20 Juni 2021.

Diakui Roni, jika almarhumah langsung dilakukan test Covid-19 saat menjalani perawatan di RSUD Banten. Kemudian dinyatakan negatif Covid-19 berdasarkan hasil test yang sudah dilakukan.

"Waktu itu di test covid, dan dokter bilang kalau Ibu Asiah itu negatif (Covid-19) hasilnya. Itu pas awal-awal masuk (RSUD Banten), hari Kamis tanggal 10 (Juni)," katanya.

"Dan sampai meninggal pun ga ada informasi tambahan kalau Ibu Asiah itu positif (Covid-19)," ucap Roni saat ditemui di kediamannya, Sabtu 26 Juni 2021 sore.

Baca Juga: Waduh Gawat, 36 Tenaga Kesehatan di Pandeglang Terkonfirmasi Positif Covid-19

Dipaparkan Roni, jika jenazah sempat tertahan satu malam di RSUD Banten usai dinyatakan meninggal.

Hal itu lantaran ketidaktersediaan pemandi jenazah. Alhasil, almarhumah pun baru bisa dimakamkan keesokan harinya.

"Baru dimakamkan hari Senin, meninggal minggu malam senin. Alasannya ga ada yang mandiin jenazah," ujarnya.

Roni pun mengaku heran, karena saat akan dilakukan proses pemakaman tidak ada pengawalan dari pihak rumah sakit menuju lokasi jenazah dikuburkan.

Padahal pihak RSUD Banten sempat meminta agar jenazah tidak diurus langsung oleh pihak keluarga.

Baca Juga: Kasus Kematian Meningkat, Jenazah Covid-19 Dimakamkan Tanpa Peti di TPU Jombang Tangsel

"Itu pas dibawa cuma saya sama supir doang, ga ada pengawalan (petugas ber-APD lengkap)," ujarnya.

"Dishalatkan di kuburan aja itu, dan dimakamin sama keluarga dan dibantu warga aja. Itu dikuburnya pake peti, tapi kalau memang covid kok ga dikawal sama petugasnya," kata Roni menegaskan.

Setelah beberapa hari dimakamkan, Roni pun merasakan kegelisahan dan kejanggalan dari proses pemakaman istrinya tersebut.

Hingga akhirnya, dirinya pun berinisiatif membongkar kembali makam sang istri untuk dilakukan pemakaman sesuai keinginan pihak keluarga.

Hal itu dilakukan usai dirinya berkoordinasi dengan pihak RT/RW, Lurah, Puskesmas hingga Kepolisian setempat.

"Beberapa hari saya janggal aja, kurang sreg. Sampai nanya-nanya ke RT, RW ke lurah, ke puskesmas dan polisi juga," katanya.

"Dijelaskan oleh saya, karena kami tidak mendapat keterangan bahwa istri saya meninggal karena covid. Dan akhirnya dibolehin," ucap Roni.

Ditegaskan Roni, jika pihak keluarga hanya melakukan pembongkaran makam sang istri agar bisa dikuburkan sesuai syari'at Islam seutuhnya. Namun, pihaknya tidak memindahkan jenazah ke tempat lain.

"Kita hanya membongkar untuk bisa dikuburin secara sempurna, sesuai yang biasa dilakukan di masyarakat. Karena kalau pake peti rasanya gimana gitu. Kalau di peti, maaf ya, itu tali pocongnya juga ga dibuka," ujarnya.

"Kita bongkar untuk kita mandikan, dan kita kuburkan lagi, dibuka tali pocongnya, dan jenazah kita hadapin ke kiblat. Jadi ga dipindahin," ungkapnya.

Sementara itu saat dikonfirmasi, Direktur RSUD Banten, Danang Hamsah Nugroho mengaku, jika yang bersangkutan positif Covid-19 berdasarkan test PCR yang dilakukan pihaknya.

Bahkan proses pemulasaran jenazah pun turut dihadiri oleh pihak keluarga yang bersangkutan.

"Jadi pas dimandiin itu (dihadiri) sama keluarganya tiga orang, suaminya ikut. Hasil PCR ada, hasilnya positif Covid-19," kata Danang.

Namun, saat disinggung soal tidak adanya pengawalan yang dilakukan petugas ber-APD lengkap saat proses pemakaman jenazah.

Danang berkilah, jika jenazah sudah dinyatakan aman lantaran dimasukkan ke dalam peti. Sehingga bisa dilakukan proses pemakaman oleh siapapun, termasuk pihak keluarga langsung.

"Itu sudah sesuai prokes, karena dipemulasarakan dengan peti jenazah. Sudah dipetikan, sudah aman," pungkasnya.***

Editor: Kiki

Tags

Terkini

Terpopuler