Selain korban meninggal dunia, tercatat ada 13 unit kendaraan yang mengalami kerusakan, 10 di antaranya merupakan kendaraan Polri.
"Masih ada 180 orang yang masih dalam perawatan. Dari 40 ribu penonton, tidak semua anarkis. Hanya sebagian, sekitar 3.000 penonton turun ke lapangan," tambahnya.
Baca Juga: Jelang Laga Persib vs Persija di BRI Liga 1, Luis Milla Yakin Maung Bandung Raih Kemenangan
Nico mengatakan bahwa pertandingan antara Arema FC vs Persebaya berjalan berjalan dengan lancar karena tidak dihadiri oleh suporter dari Persebaya.
Namun kerusuhan terjadi setelah munculnya sejumlah pendukung Arema FC merasa kecewa dan beberapa di antara mereka turun ke lapangan untuk mencari pemain dan ofisial usai pertandingan.
Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tersebut tidak turun ke lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.
"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya.
Diketahui telah terjadi kerusuhan supoter di Stadion Kanjuruhanusai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 3-2 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu malam.
Kekalahan itu merupakan yang pertama bagi Arema FC sejak 23 tahun terakhir. ***