Baca Juga: Gacor di Laga Debut, Witan Sulaeman Bawa FC Senica Tekuk Zlate Moravce, Pelatih Puji Rekan Duet Egy
Ia menempuh pendidikan di Jerman dan kembali ke tanah air pada tahun 1928.
Soeratin saat itu, melihat sepakbola sebagai wadah untuk membangkitkan nasionalisme di kalangan pemuda sebagai upaya untuk melawan Belanda.
Soeratin membuat pertemuan demi pertemuan dengan tokoh-tokoh sepak bola di Solo, Yogyakarta dan Bandung.
Pertemuan di hotel kecil Binnenhof di jalan Kramat 17 Jakarta dengan Soeratin sebagai ketua Voetbalbond Indonesische Jakarta (VIJ) bersama pengurus lainnya.
Baca Juga: Capai Target Juara, Persis Solo Bajak Empat Pemain Persib Bandung, Siapa Saja?
Pada pertemuan-pertemuan itu mematangkan gagasan perlunya organisasi persepakbolaan kebangsaan.
Pada tanggal 19 April 1930, berkumpullah wakil – wakil dari VIJ (Sjamsoedin – mahasiswa RHS); wakil Bandoengsche Indonesische Voetbal Bond (BIVB).
Kemudian ada Gatot; Persatuan Sepakbola Mataram (PSM) Yogyakarta, Daslam Hadiwasito, A.Hamid, M. Amir Notopratomo; Vortenlandsche Voetbal Bond (VVB) Solo.
Soekarno; Madioensche Voetbal Bond (MVB), Kartodarmoedjo; Indonesische Voetbalbond Magelang (IVBM) E.A Mangindaan (saat itu masih menjadi siswa HKS/Sekolah Guru,juga Kapten Kes.IVBM) Soerabajashe Indonesische Voetbal Bond (SIVB) diwakili Pamoedji.