Asisten Profesor di University of North Carolina di Chapel Hill, Sean Yuji Sylvia membeberkan alasan mengapa China mendorong strategi tersebut.
"China memiliki kepadatan populasi yang tinggi dan kekebalan kelompok yang lebih rendah dalam populasi karena paparan virus yang terbatas dan vaksin yang kurang efektif," lanjutnya.
Selain itu, sistem kesehatan di China, diungkap Sylvia, relatif lebih lemah sehingga pemerintah mengambil opsi tersebut.***