China dan Taiwan Memanas, Amerika Diam-diam Latih Orang Taiwan, Untuk Apa?

- 12 Oktober 2021, 08:05 WIB
Pasukan AS diam-diam melatih Marinir Taiwan dan pasukan khusus dalam operasi kapal kecil dan amfibi.
Pasukan AS diam-diam melatih Marinir Taiwan dan pasukan khusus dalam operasi kapal kecil dan amfibi. /NDTV.COM

SERANG NEWS - Ketegangan dua negara bertetangga China dan Taiwan dalam beberapa hari ini semakin memanas.

China yang menginginkan Taiwan untuk terus berada dalam wilayah kekuasaannya, terus melancarkan intimidasi.

Bahkan China mengirim 150 pesawat jet tempur ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ), terbesar sepanjang sejarah konflik keduanya. 

Baca Juga: Mantan Komandan Angkatan Udara Taiwan Ungkap Taktik Jitu Lawan Serang Udara China

Hal itu tentu membuat berang Taiwan dan negara-negara sekutu seperti Amerika, Inggri dan Australia.

Namun dibalik ketegangan tersebut,
pasukan operasi khusus AS telah diam-diam melatih pasukan Taiwan selama berbulan-bulan.

Sebanyak 20 pasukan yang terdiri dari operasi khusus dan pasukan konvensional telah melakukan pelatihan selama kurang dari satu tahun.

Drmikian dikatakan pejabat Pentagon, yang menolak disebutkan namanya, kepada AFP. 

Baca Juga: Ketegangan China dan Taiwan Memanas, Para Ahli Sebut Kemungkinan Perang Dunia III

Pejabat itu sebagian besar mengkonfirmasi laporan Wall Street Journal yang mengatakan pelatihan telah berlangsung setidaknya selama satu tahun.

Pelatihan ini dilakukan di tengah meningkatnya ancaman verbal China terhadap sekutu pulau Amerika Serikat itu.

Kementerian Pertahanan Taiwan menolak mengomentari laporan tersebut, tetapi juru bicara Pentagon John Supple mengatakan bahwa secara umum, dukungan AS untuk militer Taiwan diukur dari kebutuhan pertahanannya.

"Dukungan kami dan hubungan pertahanan dengan Taiwan tetap selaras melawan ancaman saat ini yang ditimbulkan oleh Republik Rakyat China," kata Supple dalam sebuah pernyataan. 

Baca Juga: China Tingkatkan Kapal Selam Nuklir Tipe 094, Kemampuannya Bisa Hancurkan AS

"Kami mendesak Beijing untuk menghormati komitmennya terhadap resolusi damai perbedaan lintas-Selat," tambahnya melansir The Defense Post dalam artikel yang terbit 8 Oktober 2021.

Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang ketika diminta untuk mengomentari laporan Wall Street Journal pada hari Jumat lalu mengatakan alasan yang adil selalu menarik banyak dukungan

“Kami melakukan segala upaya untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan rakyat kami serta menjaga perdamaian regional," ujarnya.

"Kami melakukan semua yang kami bisa dan kami menghargai negara-negara yang berpikiran sama yang bekerja sama,” katanya.

Media Taiwan melaporkan November lalu, mengutip Komando Angkatan Laut Taiwan, bahwa pasukan AS telah tiba di sana untuk melatih marinir Taiwan dan pasukan khusus dalam operasi kapal kecil dan amfibi. 

Baca Juga: Ketegangan China dan Taiwan Memanas, Tsai: Kami Tidak Akan Tunduk

Namun laporan tersebut kemudian dibantah oleh pejabat AS dan Taiwan, yang menekankan bahwa kedua pihak hanya terlibat dalam pertukaran dan kerja sama militer bilateral.

The United States memasok senjata ke Taiwan, termasuk rudal untuk pertahanan dan jet tempur, di tengah ancaman Beijing yang memaksa merebut kembali kontrol Taiwan dan kembali berintegrasi dengan China.

AS juga mempertahankan komitmen ambigu untuk membela Taiwan, yang dianggap Beijing sebagai provinsi pemberontak.

Sebuah video yang dirilis tahun lalu dan ditampilkan di media Taiwan menunjukkan pasukan AS mengambil bagian dalam latihan di pulau yang dijuluki “Balance Tamper.”

Pasukan China telah meningkatkan aktivitas mereka menuju Taiwan pada tahun lalu, melakukan latihan serangan laut dan menerbangkan sejumlah besar pembom dan pesawat tempur di dekat wilayah udara Taiwan

Menteri pertahanan Taiwan mengatakan pada Rabu bahwa ketegangan militer antara pulau itu dan China berada pada titik tertinggi dalam empat dekade.

Setelah sekitar 150 pesawat tempur China melakukan serangan ke zona pertahanan udaranya dalam beberapa hari terakhir.

Dia memperingatkan bahwa bahkan sedikit kecerobohan atau salah perhitungan dapat memicu krisis, dan bahwa Beijing akan berada dalam posisi untuk meluncurkan invasi skala penuh dalam empat tahun.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price menyebut aktivitas China itu mengganggu stabilitas dan provokatif.

“Kami sangat mendesak Beijing untuk menghentikan tekanan dan paksaan militer, diplomatik dan ekonominya terhadap Taiwan,” katanya, menyebut komitmen AS ke pulau itu.***

Editor: Kiki

Sumber: The Defense Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah